Ia juga melihat bahwa Mamdani bukan hanya membawa identitas sebagai anak muda dan minoritas, tetapi juga sebagai tokoh yang berupaya menggeser pendekatan politik konvensional dengan gaya kepemimpinan yang lebih langsung, egaliter, dan menyuarakan perubahan struktural.
Fenomena ini, menurut Raden Maisa, menandakan bahwa peta kekuatan politik di AS khususnya di basis Partai Demokrat sedang mengalami pergeseran ke arah yang lebih progresif.
Dari perspektif akademis, Raden Maisa menilai bahwa kemenangan Mamdani membuka peluang baru bagi partisipasi politik kelompok yang selama ini kurang terwakili.
Ia memandang bahwa tren seperti ini berpotensi menjalar ke wilayah-wilayah lain di Amerika Serikat, apalagi jika kandidat seperti Mamdani terus mendapatkan dukungan dari pemilih muda dan masyarakat urban.***
Baca Juga: Bukan Agam Rinjani, Ini Sosok Tim SAR yang Turun Sendirian di Hari Pertama Evakuasi Juliana Marins
Artikel Terkait
Data Finansial Indonesia Dipertaruhkan? QRIS dan GPN Jadi Taruhan dalam Negosiasi Dagang RI-AS
Amerika Serikat Juga Merasa Korban Globalisasi? Sri Mulyani Ungkap Pertemuan dengan Pihak AS
Investor Kripto Full Senyum, Harga Kripto Bitcoin Tembus 100.000 dolar AS
Trump Akan Akui Negara Palestina! AS di Ambang Kebangkrutan, Abraham Accord Jadi Senjata Baru demi Ambisi Israel Raya
Tumpas Premanisme dari Akar! Saor Siagian: Jika Negara Tak Tegas, Kita Bisa Jadi Amerika Latin
Dibalik Kritik Amerika Serikat, Ada Apa dengan QRIS dan Kepentingan Korporasi Global?