Bisnisbandung.com - Ketegangan antara India dan Pakistan memicu kekhawatiran global akan potensi dampaknya terhadap stabilitas kawasan Asia Selatan dan bahkan dunia.
Di balik konflik bersenjata yang terjadi, para pakar menyoroti adanya keterlibatan tidak langsung dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Guru Besar Politik Internasional dari Universitas Pelita Harapan, Aleksius Jemadu, menilai bahwa konflik tersebut telah berkembang menjadi arena tarik-menarik kepentingan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Baca Juga: UU BUMN Dinilai Lemahkan KPK, Setyo Budiyanto Angkat Bicara
“Karena negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok itu masing-masing punya kepentingan terhadap kedua negara ini,” ujarnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Metro TV, Sabtu (10/5).
Menurut Aleksius Jemadu, keterlibatan kedua kekuatan global itu tidak hanya terlihat dari dukungan militer, seperti suplai senjata dan teknologi tempur, tetapi juga berkaitan erat dengan kepentingan ekonomi, energi, dan strategi geopolitik.
Ia menegaskan bahwa posisi Asia Selatan yang sangat strategis menjadikan kawasan ini penting bagi dominasi kedua negara tersebut.
Baca Juga: Diserang Isu Menjual Pulau, Megawati: Saya Selesaikan Utang IMF Bukan Jual Aset Negara
Pakar ini melihat bahwa eskalasi konflik antara dua negara bersenjata nuklir tersebut dapat membawa dampak serius secara global.
Dalam situasi dunia yang sudah diwarnai ketegangan, seperti perang dagang dan krisis energi, konflik militer semacam ini akan memperburuk ketidakpastian, memicu ketegangan pasar keuangan, dan mengganggu rantai pasok energi.
Lebih jauh, Aleksius menilai bahwa baik India maupun Pakistan tidak diuntungkan oleh konflik ini.
Baca Juga: Operasi Siber Hitam: Bos Buzzer 150 Akun Ditangkap, Dibayar Rp865 Juta untuk Serang Kejagung!
Justru negara-negara besar yang memiliki kepentingan tersembunyi bisa mengambil manfaat dari situasi tersebut, mulai dari penjualan senjata hingga uji kekuatan militer di wilayah strategis.
“Itu semua membuat konflik ini menjadi semakin kompleks. Dan kita berharap agar terjadi deeskalasi dalam waktu dekat dan ada suatu solusi untuk menuju ke meja perundingan, menyelesaikan konflik ini secara damai,” pungkasnya.
Artikel Terkait
Kekosongan Diplomasi Indonesia di Tengah Perang Tarif Trump
Perang Tarif Gagal Diredam, Rocky Gerung Ungkap Tatanan Dunia Bisa Berubah
Dunia Di Ambang Perang, Prabowo Harus Reshuffle Kabinet! Pengamat: Gibran Dinilai Tak Siap
Operasi Sindoor dan Ketegangan di Asia Memuncak, Perang Dunia 3 Dimulai? India dan Pakistan di Ambang Konflik Besar!
Ketegangan India–Pakistan Membara, Pakar Hukum Internasional Soroti Ancaman
Indonesia Dianggap Mampu Mediasi India–Pakistan, Pakar Sebut Menlu hingga JK Bisa Ditugaskan