Tradisi Sekaten di Surakarta, Sejarah Dan Maknanya

photo author
- Sabtu, 14 September 2024 | 16:30 WIB
tradisi sekaten di karaton kasunanan surakarta (koleksi pribadi penulis)
tradisi sekaten di karaton kasunanan surakarta (koleksi pribadi penulis)

Bisnisbandung.com - Tradisi sekaten digelar sejak abad 15.  Tradisi ini dilaksanakan sejak zaman kerajaan Demak.

Tradisi sekaten dilakukan sebagai sarana penyebaran agama Islam melalui media kesenian gamelan.

Pada acara sekaten, shalawat dilantunkan dengan iringan gamelan. Acara sekaten sebenarnya merupakan acara menabuh gamelan sejak tanggal 5 hingga 12 Rabiul Awal.

Pada dua hari sebelum Grebeg maulud digunakan untuk upacara Tumplak Wajik.

Pada awal pelaksanan sekaten, dilakukan doa bersama di Masjid Agung Karaton Kasunanan Surakarta.

Baca Juga: Alhamdulilah Jokowi dan Prabowo Bersatu, Berdampak Baik Untuk Indonesia Kata Panel Barus

Yang menghadiri acara doa bersama adalah para sentana dalem dan abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta.

Biasanya acara ini dihadiri para putra putri dalem dan juga anggota Putri Narpo Wandowo,sebagai organisasi putri di Kasunanan Surakarta,

Ada juga Anggota Pakasa, Paguyuban Karaton Surakarta, yaitu para abdi dalem yang berada di berbagai kota di Indonesia, ikut hadir dan berdoa.

Dinamakan acara sekaten, berasal dari nama gamelan yang ditabuh. Salah satu perangkat gamelan yang ditabuh di Karaton Kasunanan Surakarta adalah Gamelan Nyai Sekati.

Gamelan yang ditabuh ada dua perangkat gamelan, perangkat gamelan Kyai Guntur Madu.

Baca Juga: Mau Sukses Jadi Influencer? Ini Dia Kiat Suksesnya !

Gamelan Nyai Sekati adalah warisan dari Sultan Agung Hanyakrakusuma, sementara Gamelan Kyai Guntur Madu adalah yasan dalem SISKSS Pakubuwono IV.

Ada juga yang menyebutkan sekaten berawsal dari kata suka dan ati, yaitu senang hati. Ada juga yang menyebutkan sekaten berasal dari kata syahadatain.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X