Bisnisbandung.com - Bambie Thug, finalis eurovision yang mewakili Irlandia, mengungkapkan bahwa mereka dipaksa untuk mengubah pesan pro-Palestina oleh penyelenggara acara tersebut.
Bambie Thug awalnya berencana menyuarakan dukungan untuk Palestina melalui cat tubuh dengan aksara Ogham yang berarti 'gencatan senjata dan kebebasan'.
Namun, tindakan ini diubah menjadi pesan yang lebih netral, yaitu 'mahkota sang penyihir', atas permintaan pihak penyelenggara.
Menurut Bambie Thug, perubahan ini dipaksakan oleh penyelenggara Eurovision.
Mereka menyampaikan bahwa pesan asli mereka, yang menyerukan gencatan senjata dan kebebasan untuk Palestina, telah diubah menjadi sebuah ungkapan yang tidak lagi mencerminkan pesan politik.
Jurubicara dari European Broadcasting Union (EBU) memberikan penjelasan terkait tindakan ini dengan menyebut bahwa pesan pro-Palestina yang awalnya diusung oleh Bambie Thug melanggar aturan kontes Eurovision yang didesain untuk menjaga acara ini tetap netral dari segi politik.
EBU menegaskan bahwa Eurovision adalah ajang musik yang bertujuan untuk mempererat persatuan dan keberagaman di Eropa.
Reaksi terhadap perubahan ini tidaklah sepi. Banyak pihak yang menyoroti bahwa keputusan untuk membatasi ekspresi politik di Eurovision dapat menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana acara ini dapat mempromosikan kebebasan berekspresi.
Baca Juga: Teguran Pedas Prabowo: Standar Ganda Barat dalam Konflik Ukraine-Palestina di media inggris
Sementara Eurovision dianggap sebagai forum untuk menyatukan berbagai budaya dan suara, pembatasan seperti ini menimbulkan pertanyaan tentang batas-batas yang ditetapkan dalam konteks politik dan sosial.
Kontroversi ini juga menjadi bagian dari diskusi yang lebih luas tentang peran seni dalam menghadapi isu-isu politik.
Apakah panggung Eurovision seharusnya memberikan ruang bagi pesan politik atau harus tetap netral? Pertanyaan ini menyoroti kompleksitas membawa seni ke dalam ranah politik, di mana kebebasan berekspresi berdampingan dengan pertimbangan diplomatik.
Tindakan penyelenggara Eurovision memicu perdebatan tentang perlindungan terhadap kebebasan berbicara dalam konteks acara besar dan global seperti ini.
Artikel Terkait
IISMA Mengadakan Pelepasan Peserta Ke Irlandia, 24 Mahasiswa Lainnya Untuk Belajar Di Dua Kampus Terbaik
Penyanyi Irlandia Sinead O'Connor Meninggal Dunia di Usia 56 Tahun
Kronologi Bandara Dagestan Diserbu Warga Rusia Pro Palestina, Diduga Membawa Pengungsi Israel dan Yahudi
Pro Palestina, Aksi Turun Kejalan? Galang Donasi? Boikot Produk Pro Israel ?!
Ngeri! Demi Bela Palestina Pilot Ini Bakar Diri di Depan Kedubes Israel
Kronologi Pilot Amerika Serikat Membela Palestina Dengan Cara Ekstrem, Dia Menolak Jadi Bagian dari Genosida