Bisnisbandung.com - Saat anak-anak muda kembali ke sekolah di seluruh Swedia bulan lalu, banyak guru mereka lebih menekankan pada buku cetak, waktu membaca yang tenang, dan latihan menulis tangan, serta menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tablet.
Menteri Pendidikan Swedia, Lotta Edholm, yang menjabat 11 bulan yang lalu sebagai bagian dari pemerintahan koalisi baru sayap kanan, adalah salah satu kritikus terbesar terhadap penggunaan teknologi secara berlebihan.
Menteri tersebut mengumumkan bulan lalu bahwa pemerintah Swedia ingin membatalkan keputusan Badan Nasional Pendidikan yang membuat perangkat digital wajib di taman kanak-kanak. Mereka juga berencana untuk sepenuhnya mengakhiri pembelajaran digital bagi anak di bawah usia 6 tahun.
Baca Juga: 5 Tips Mengelolah Keuangan Ala Orang Kaya Dunia Bagi Penerus Milenial
Meskipun murid-murid di negara ini mendapatkan skor di atas rata-rata Eropa dalam kemampuan membaca, penilaian internasional kemampuan membaca murid kelas empat, Progress in International Reading Literacy Study, menyoroti penurunan pada anak-anak Swedia antara tahun 2016 dan 2021.
Pada tahun 2021, murid-murid Swedia kelas empat rata-rata mencetak 544 poin, turun dari rata-rata 555 pada tahun 2016. Namun, kinerja mereka masih menempatkan negara ini sejajar dengan Taiwan untuk peringkat ketujuh tertinggi dalam tes keseluruhan.
Sebagai perbandingan, Singapura yang menduduki peringkat teratas skor membaca PIRLS mereka dari 576 menjadi 587 selama periode yang sama, dan prestasi rata-rata membaca di Inggris hanya sedikit turun, dari 559 pada tahun 2016 menjadi 558 pada tahun 2021.
Beberapa kekurangan pembelajaran mungkin disebabkan oleh pandemi virus corona atau mencerminkan jumlah murid imigran yang bukan berbicara bahasa Swedia sebagai bahasa pertama mereka.
Baca Juga: 4 Cara Unik Pria Introvert Gentlemen Menunjukkan Cintanya Padamu
Dalam laporan yang diterbitkan bulan lalu, UNESCO mengeluarkan "seruan mendesak untuk penggunaan teknologi yang tepat dalam pendidikan." Laporan tersebut mendorong negara-negara untuk mempercepat koneksi internet di sekolah.
Tetapi pada saat yang sama memperingatkan bahwa teknologi dalam pendidikan harus diimplementasikan sedemikian rupa sehingga tidak pernah menggantikan instruksi tatap muka oleh guru dan mendukung tujuan bersama pendidikan berkualitas untuk semua.
Untuk mengatasi penurunan kinerja membaca anak kelas empat di Swedia, pemerintah Swedia mengumumkan investasi senilai 685 juta kronor (60 juta euro atau $64,7 juta) untuk pembelian buku bagi sekolah-sekolah negara ini tahun ini.
Kemudian 500 juta kronor lainnya akan dihabiskan setiap tahun pada 2024 dan 2025 untuk mempercepat pengembalian buku teks ke sekolah-sekolah.
Baca Juga: Timnas Indonesia Lebih Tangguh Berkat Ketegasan Erick Thohir dan Keberanian Shin Tae-yong
Artikel Terkait
Dari 3,5 Jam Hingga 40 Menit Perjalanan, Mencicipi Kecepatan dan Keindahan Kereta Cepat Menuju Jakarta Bandung
Tetapkan Manajer WO sebagai Tersangka Kebakaran di Bromo Diancam 5 Tahun Penjara dan Denda 1,5 M
Noah Rayakan 11 Tahun Karyanya Siap Mengguncang Bandung THE GREAT JOURNEY OF NOAH bertema 'Beyond Dream'
Gempa Bumi Maroko Menewaskan Setidaknya 1.037 orang, Berbagai Pihak Siap Beri Bantuan
Banyak Yang Penasaran, Pemilik Mie Gacoan dengan Omset Fantastis Mencapai Rp100 Juta per Hari
Nggak Tanggung-tanggung! China Berinvestasi $21,7 miliar ke Indonesia, Begini Tujuan China