Bisnisbandung.com - Pada Jumat (8/9/2023), Perdana Menteri China, Li Qiang, yang sedang berkunjung ke Indonesia, berjanji akan menginvestasikan sejumlah dana baru sebesar $21,7 miliar ke Indonesia. Tujuannya adalah untuk memperkuat hubungan ekonomi dan politik antara kedua negara ini.
Perdana Menteri China tiba di Jakarta pada hari Selasa untuk menghadiri pertemuan tiga hari Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan bertemu dengan para pemimpin Indonesia.
Presiden Joko Widodo menjamu Perdana Menteri China di Istana Merdeka bergaya kolonial dan membahas cara memperluas perdagangan dan investasi.
Baca Juga: Banyak Yang Penasaran, Pemilik Mie Gacoan dengan Omset Fantastis Mencapai Rp100 Juta per Hari
Presiden Joko Widodo meminta bantuan China dalam rencananya untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Pulau Kalimantan.
Setelah pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengumumkan janji investasi baru dari China, yang mengikuti komitmen investasi sebelumnya sebesar $44,89 miliar yang dibuat saat Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping, pada bulan Juli.
Marsudi mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo meminta China, mitra perdagangan dan investasi terbesar Indonesia, untuk "mengwujudkan komitmen ini segera" dan mendorong China untuk mengeksplorasi investasi di sektor-sektor lain, seperti maritim dan perikanan.
Kedua pemimpin juga menyaksikan penandatanganan enam kesepakatan tentang perdagangan elektronik, dukungan untuk perusahaan, kerja sama industri, pertanian, perikanan, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, kata Marsudi.
Baca Juga: Gempa Bumi Maroko Menewaskan Setidaknya 1.037 orang, Berbagai Pihak Siap Beri Bantuan
Pada hari Rabu, Perdana Menteri China melakukan uji coba perjalanan di jalur kereta cepat baru Indonesia senilai $7,3 miliar, yang sebagian besar didanai dengan pinjaman dari China yakni jalur yang menghubungkan Jakarta dan Bandung.
Layanan komersial pada kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini akan dimulai pada tanggal 1 Oktober dan akan memotong waktu perjalanan antara kedua kota dari tiga jam menjadi sekitar 40 menit.
Indonesia ingin memiliki peran lebih besar dalam memasok nikel dan bahan baku lainnya bagi produsen mobil listrik China yang sedang berkembang pesat.
Pabrik pemurnian nikel di Indonesia adalah bagian dari program pengembangan transnasional Sabuk dan Jalan China.
Baca Juga: Tetapkan Manajer WO sebagai Tersangka Kebakaran di Bromo Diancam 5 Tahun Penjara dan Denda 1,5 M
Artikel Terkait
Pelaporan Gubernur Jawa Barat ke Kejaksaan Agung Terkait Proyek Masjid Al Jabbar
Diduga Akibat Kerusakan Mesin, Detik-Detik Kebakaran Menghancurkan 9 Kapal di Muara Baru
Wulan Guritno Terseret Kasus Taruhan Online, Berikut Kekayaan Wulan Guritno Bikin Geleng Geleng Kapala
Merinding! Pesta Pernikahan Pasangan Ini Dikerubungi Ribuan Lalat, Ternyata Ini Penyebabnya
Tinggal Bersama Namun Tidak Berbicara Selama 20 Tahun Dengan Istri, Sang Suami Akhirnya Menceritakan Alasannya
Beberapa Pemimpin Negara Yang Tidak Dapat Mengikuti KTT G20 Yang Di Selenggarakan Di India