Bisnisbandung.com – Orangtua Priguna Anugerah Pratama pasti tidak pernah menyangka sedikitpun bahwa pendidikan tinggi yang telah dicapai anaknya sampai bergelar dokter bahkan sedang mengambil spesialis anastesi, ternyata malah membawanya ke balik jeruji.
Terjadinya kasus tindak pidana perkosaan yang dilakukan Priguna Anugerah Pratama (18/3/2025) terhadap anak pasien yang sedang dirawat di RS Hasan Sadikin mengguncang masyarakat, terlebih lagi pendidik dan akademisi.
Bagaimana bisa seorang dokter melakukan tindakan perkosaan yang sangat keji terhadap bukan saja 1 orang tapi disinyalir 3 orang dengan cara menipu korban kemudian membiusnya dan melakukan tindakan tak terpuji itu dalam kondisi korban tidak sadar.
Baca Juga: Prabowo Sejak Lama Ingin Mengevakusi 1000 Warga Gaza, Jauh Sebelum Donald Trump
Ternyata pendidikan yang tinggi tidak menjamin seseorang memiliki moral yang tinggi. Lalu buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau hanya membuat seseorang pintar tapi tidak bermoral?
Kasus dokter Priguna ini membuat pendidik harus semakin berpikir terbuka dan waspada. Bahwa selesainya masa pendidikan seseorang di institusi pendidikan tidak serta merta membuat proses pembentukan moral orang tersebut juga selesai.
Dalam International Journal of Research in Humanities and Social Sciences Volume 4 No. 7, Dr. Manishaben Simonbhai Parmar mengatakan bahwa pendidikan bukan saja mengembangkan kecerdasan akademik namun juga sebuah proses pengembangan nilai-nilai moral seseorang.
Namun sangat sedikit penelitian tentang seberapa besar pengaruh pendidikan terhadap berkembangnya nilai-nilai moral nara didik.
Baca Juga: Politisi Gerindra Ungkap Sosok Prabowo Subianto, Publik Jarang Sadari
Pendidikan yang tepat pada tingkat berbeda dapat memengaruhi perilaku, pengembangan spiritual, pengembangan pribadi, sosial dan budaya.
Ada perbedaan antara nilai-nilai dari pendidikan dan pendidikan yang bernilai (value education).
Nilai-nilai dari sebuah proses pendidikan dikaitkan dengan pedagogi, metode atau program yang berbeda yang digunakan oleh guru atau pengajar untuk menciptakan pengalaman belajar.
Hasil yang diperoleh nara didik dari proses pendidikan ini adalah nilai-nilai dalam bentuk formal.
Baca Juga: Pengamat Ini Geram: Dolar Naik, Harga Melambung, Tapi Masih Ada yang Bisa Bilang Bodo Amat?