Memahami Kasus Dokter Priguna Anugerah Pratama, Kegagalan Pendidikan Moral Menciptakan “Setan” Terdidik

photo author
- Minggu, 13 April 2025 | 08:00 WIB
Ilustrasi Stetoskop Dokter  (pixabay/Parentingupstream )
Ilustrasi Stetoskop Dokter  (pixabay/Parentingupstream )

Sedangkan pendidikan yang lebih bernilai menekankan pada pengetahuan hidup, perubahan perilaku dan moral yang diajarkan kepada seseorang sehingga ia mampu mengembangkan nilai-nilai positif, keterampilan dan perilaku sosial yang baik.

Moralitas dirancang untuk menjadi norma sosial-hukum dan agama.  Namun tidak semua nara didik bisa memproses nilai-nilai pendidikan yang baik agar bisa menguatkan pendidikan moralnya sehingga bisa membedakan mana yang baik dan buruk.

Psikolog Amerika Lwrence Kohlberg, seorang sarjana peneliti di bidang pendidikan moral mengatakan bahwa anak-anak harus memiliki waktu untuk berdiskusi tentang konflik sehari-hari yang dihadapinya untuk bisa mengembangkan pemikiran moral mereka. 

Pendidikan karakter adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan cara-cara di mana pendidikan dapat dikembangkan baik secara pribadi maupun sosial.

Pendidikan karakter bisa membangun kemampuan sosial dan emosional anak sehingga semakin tua semakin menyadari sikap dan perilaku mereka. 

Baca Juga: Kasus BJB hingga Isu Lisa Mariana, Komentator Politik: Ridwan Kamil Menuai Badai 

Jika sampai ada seorang yang memiliki latar belakang pendidikan setara dokter yang sudah melewati masa Pendidikan akademik setidaknya selama 15 tahun sejak SD.

Namun ternyata dokter tersebut melakukan tindakan amoral, maka pantas diragukan apakah dokter tersebut tidak mendapatkan pembentukan karakter dan moral.

Di Jepang, siswa di sekolah dasar dan menengah belajar tentang pentingnya hidup, mendengarkan orang-orang yang memiliki pendapat berbeda, bersikap masuk akal, menghormati negara dan belajar tentang budaya asing.

Di Filipina, atribut utama atau keterampilan literasi fungsional ditekankan untuk membentuk akal sehat dan perilaku etis siswa. 

Tujuan pendidikan ditekankan lima keterampilan dasar yaitu pemahaman, refleksi, konsultasi, pengambilan keputusan dan tindakan.

Tugas pendidik adalah membimbing siswa agar dapat mengerti arti hidupnya dan perannya dalam masyarakat dan pekerjaan sosial agar tercipta kebenaran, kebebasan, keadilan dan cinta. 

Baca Juga: Pernyataan Said Didu Buat Tercengang, Berharap Indonesia Punya Presiden Baru? 

Singapura memiliki kurikulum tentang pendidikan kewarganegaraan dan moral. Nara didik yang memiliki nilai kurang dalam mata pelajaran ini akan menjadi perhatian utama dan serius.

Bagaimana dengan pendidikan kita di Indonesia, sudahkah memasukan nilai-nilai penting tentang perkembangan karakter dan moral? Apakah nilai akademik yang tinggi tetap menjadi lebih penting sebagai jaminan keberhasilan dalam bermasyarakat? 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Sumber: International Journal of Research in Humanities & Soc. Scien

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Memahami Masa Adven, Empat Minggu Penting Jelang Natal

Kamis, 11 Desember 2025 | 13:24 WIB

8 Tema Natal Inspiratif dan Penuh Makna

Senin, 8 Desember 2025 | 18:00 WIB

Ragam Persiapan Natal 2025

Minggu, 23 November 2025 | 07:45 WIB

Tema Natal 2025, Yesus Hadir Untuk Keluarga

Rabu, 19 November 2025 | 09:05 WIB

Jenis Tanaman Yang Mudah Ditanam di Halaman Rumah

Minggu, 9 November 2025 | 19:10 WIB

Merasakan Bahagia Dalam Hadirat Tuhan

Kamis, 9 Oktober 2025 | 19:30 WIB

Pentingnya Ilmu Beladiri Untuk Terhindar Dari Kejahatan

Senin, 15 September 2025 | 15:00 WIB

Menilik Cara Mengatasi Kesenjangan Ekonomi

Senin, 15 September 2025 | 14:00 WIB

Menilik Prestasi Purbaya, Menkeu Pengganti Sri Mulyani

Rabu, 10 September 2025 | 10:30 WIB
X