bisnisbandung.com - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat seharusnya menjadi sorotan tajam bagi rakyat Indonesia, namun ternyata sebagian terlihat tidak peduli.
Pengamat Islah Bahrawi menilai bahwa anggapan sebagian masyarakat tentang ketidakpentingan nilai tukar rupiah merupakan bentuk ketidaksadaran terhadap dampak ekonomi yang sebenarnya sangat luas.
“Ada yang bilang, ‘bodo amat dengan anjloknya Rupiah terhadap Dolar, toh kita ndak punya Dolar’.” Tulisnya dilansir dari akun X pribadinya.
Baca Juga: MAKIN GAWAT! Uang Orang Kaya Indonesia Lari ke Luar Negeri, Pengamat Bongkar Akar Masalahnya!
Menurut Islah, depresiasi rupiah bukan hanya sekadar angka di pasar keuangan, tetapi memiliki konsekuensi langsung terhadap perekonomian negara dan kehidupan masyarakat.
Sebab, utang luar negeri Indonesia sebagian besar berbentuk dolar. Saat dolar menguat, otomatis beban utang dalam rupiah akan membengkak.
Tidak hanya itu, aktivitas impor baik untuk kebutuhan pokok seperti BBM, maupun bahan baku industri dan barang konsumsi masih sangat bergantung pada dolar.
Ketika nilai tukar rupiah melemah, maka harga impor meningkat, dan pada akhirnya memicu kenaikan harga barang secara keseluruhan.
Baca Juga: Bukan Digusur! Ini Cara Unik Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Atasi PKL
Meskipun banyak warga merasa hanya mengonsumsi produk lokal, realitanya banyak kebutuhan harian yang terpengaruh secara tidak langsung oleh fluktuasi nilai tukar.
Islah menilai bahwa krisis nilai tukar dapat berdampak sistemik jika tidak diantisipasi. Penurunan cadangan devisa negara dan membengkaknya subsidi akibat lonjakan harga energi bisa memicu tekanan fiskal.
Dalam situasi seperti itu, masyarakatlah yang akan merasakan dampaknya, terutama melalui kenaikan harga barang dan jasa yang merata.
Baca Juga: MAKIN GAWAT! Uang Orang Kaya Indonesia Lari ke Luar Negeri, Pengamat Bongkar Akar Masalahnya!
Ia pun mendorong masyarakat agar mulai menerapkan gaya hidup yang lebih hemat dan bijak dalam berbelanja.
Artikel Terkait
Miris! Industri yang Paling Terdampak Pelemahan Rupiah, Tekstil hingga Pangan
Rupiah ke 17.200? Cek Fakta, Ini Kata Ekonom di Balik Angka yang Viral di Media Sosial
Rupiah Anjlok Menembus Batas Psikologis! Ekonom UI Ungkap BI Masih Bisa Menyelamatkan
Trump Menunda Bukan Batal, Waspadai Pemulihan Rupiah yang Hanya Efek “Sentimen Musiman”
Rupiah Bisa Makin Melemah Kalau Cina Masih Keras Kepala? Ronny Setiwan: Kita Ikut Terkena Imbasnya
Fundamental Ekonomi Masih Kuat, DPR Singgung Peran Presiden Prabowo Subianto