Ia mengkritik keras praktik tersebut apalagi jika dana besar itu hanya dinikmati oleh satu yayasan saja atas nama agama.
"Kalau dia tokoh agama jangan dinikmati oleh yayasan dia dong. Itu mah bukan berjuang tapi rebutan kue," kritiknya.
Akibat temuan ini Dedi Mulyadi memutuskan untuk menghentikan sementara pencairan hibah dan melakukan rasionalisasi.
Ke depan ia akan menggunakan pendekatan berbasis kebutuhan pembangunan bukan aspirasi politik.
Baca Juga: Presiden Prabowo Sudah Beri Jawaban, Tapi Narasi Pilpres 2029 Masih Bersliweran
"Enggak ada lagi pendekatan aspirasi. Saya minta data madrasah mana saja yang dibutuhkan. Kalau daerah itu enggak ada SMP ya kita bangun sanawiyah. Tapi jangan tumpang tindih," jelasnya.
Dedi Mulyadi mengaku siap dicaci maki atas kebijakannya ini.
"Saya kalau mungkin gubernur lain enggak berani. Saya mah berani enggak masalah. Yang penting saya benahi sistem," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Jokowi Cawe-Cawe, Pengamat Politik Buka Suara Soal Kritik Uni Lubis
LG Batal Investasi di Indonesia, Pemerintah: Kami yang Memutus, Bukan Mereka
DPR Kecewa, Kasus Uang Miliaran di Bawah Kasur Hakim Dinilai Memalukan dan Memilukan
Sri Mulyani Ungkap Negosiasi Tarif Trump: Indonesia Tak Mau Kena Dampak Langsung!
Pengacara Geruduk Polda, Laporkan Roy Suryo soal Ijazah Jokowi
Dulu Heroik, Kini Pragmatis? Pengamat Sebut Prabowo Alami Pergeseran Sikap