Bisnisbandung.com - YouTuber dan pengamat sosial yang dikenal dengan nama Guru Gembul kembali melontarkan kritik tajam terhadap Presiden Prabowo Subianto.
Dalam video youtubenya, ia mengurai sikap-sikap Prabowo yang dinilai tidak konsisten dan justru memperlihatkan kompromi terhadap praktik korupsi di Indonesia.
Menurutnya di awal karier politiknya Prabowo dikenal sebagai sosok yang lantang menyuarakan pemberantasan korupsi.
Baca Juga: Post Power Syndrome? Sahroni Sentil Kunjungan Sespimmen ke Rumah Jokowi
Ia bahkan pernah menyatakan akan mengejar koruptor sampai ke Antartika.
Namun seiring waktu Guru Gembul menilai sikap Prabowo mulai melunak.
Pada Desember 2024 misalnya Prabowo mulai membuka opsi "pengampunan" bagi koruptor asal mengembalikan uangnya.
Tak lama kemudian Prabowo mewacanakan pembangunan penjara khusus koruptor di pulau terpencil yang menurut Guru Gembul justru memunculkan kecurigaan.
"Kenapa harus dibangun di tempat yang jauh dari pantauan publik dan media? Kalau tujuannya sungguh-sungguh untuk menghukum kenapa tidak di tempat terbuka saja?" sindir Guru Gembul.
Baca Juga: Tak Ada Dua Matahari: PAN Jawab Spekulasi Soal Soliditas Kabinet Prabowo
Guru Gembul juga mengkritik pernyataan Prabowo yang menyebut perampasan aset koruptor sebaiknya hanya sebatas harta hasil korupsi bukan seluruh kekayaannya.
Alasannya agar anak dan istri koruptor tidak terdampak.
"Lucu. Rakyat Indonesia yang miskin, kehilangan pekerjaan, kesulitan mudik karena THR tipis, tidak diperhatikan. Tapi Prabowo justru empati ke keluarga koruptor. Di mana letak keadilannya?" katanya dengan nada geram.
Guru Gembul menduga Prabowo tidak benar-benar memahami penderitaan rakyat.
Baca Juga: Jangan Sampai Abaikan Hirarki Institusi, Politisi Nasdem Singgung Silahturahmi, Tapi Berseragam
Artikel Terkait
Pedagang Tunanetra Dapat Kejutan dari Gubernur Dedi Mulyadi, Simak Momen Harunya!
Pegawai Cuek, Wamenaker Immanuel Geram Saat Sidak Dugaan Penahanan Ijazah
70 Tahun KAA, Pengamat: Indonesia Pernah Hebat Kini Profilnya Jeblok di Era Jokowi
Bandung Tegaskan Peran Strategis Asia-Afrika di Peringatan 70 Tahun KAA
Pengamat Buka-bukaan: Ini Alasan PDIP & Anies Tak Tinggal Diam Soal Gibran Bicara Bonus Demografi
Dewan Pers Dalami Kasus JakTV, Minta Kejagung Alihkan Penahanan