Beda dari yang Lain! Ade Armando: Dedi Mulyadi Bangun Jawa Barat yang Lebih Toleran

Bisnisbandung.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali menjadi sorotan setelah tindakannya yang tegas dalam membongkar tempat wisata ilegal di kawasan Puncak Bogor.

Tak hanya soal ketegasannya terhadap hukum Dedi Mulyadi juga dikenal sebagai pemimpin yang konsisten memperjuangkan toleran dan keberagaman di tanah Pasundan.

Akademisi dan aktivis Ade Armando dalam YouTubenya menyebut Dedi Mulyadi sebagai contoh pemimpin yang berani membela rakyat dan tidak tunduk pada kepentingan pengusaha besar.

Baca Juga: Kartun Satire dan Meme Jokowi Ramai di Medsos, Rocky Gerung: Juga Mulai kepada Prabowo

Salah satu kebijakan terbaru yang menuai pujian adalah langkah Dedi Mulyadi dalam membongkar Hibisk Fantasy tempat wisata yang baru diresmikan pada Desember 2024.

Wisata ini diketahui melanggar aturan karena membangun di atas lahan yang lebih luas dari izin yang diberikan.

“Dedi Mulyadi yang baru menjabat langsung mengambil tindakan tegas. Tanpa kompromi, ia memerintahkan Satpol PP membongkar tempat tersebut,” ujar Ade Armando.

Tak hanya itu wisata ilegal ini juga diduga menjadi penyebab banjir bandang yang melanda kawasan Puncak hingga Bekasi.

Keputusan Dedi Mulyadi ini mendapat dukungan dari warga setempat yang selama ini merasa terabaikan dalam penataan kawasan tersebut.

Baca Juga: Pendukung Jokowi Mulai Loyo? Analisis Rocky Gerung Soal Narasi Politik Pasca Jokowi

Sebagai pemimpin daerah Dedi Mulyadi dikenal karena sikapnya yang kuat dalam melawan intoleransi.

Saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta, ia bahkan mendapatkan penghargaan dari Komnas HAM atas upayanya dalam menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan.

Pada 2015 Dedi Mulyadi mengeluarkan surat edaran yang menegaskan bahwa semua warga berhak menjalankan ibadah sesuai keyakinannya asalkan tidak mengganggu ketertiban umum.

Langkah ini berbanding terbalik dengan kebijakan beberapa pemimpin daerah lain yang justru membatasi kebebasan beragama kelompok tertentu.

Baca Juga: Eks Terpidana Korupsi  Ungkap OTT Koruptor Cuma Euforia: Hukum Dijadikan Alat Politik!