opini

Tingkat Pengangguran Masih Jadi Masalah Klasik Jabar

Rabu, 14 Mei 2025 | 21:45 WIB

Oleh : Ummu Fahhala, S.Pd.
(Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi)

Bisnisbandung.com - Di tengah gegap gempita pembangunan dan janji-janji pertumbuhan ekonomi, realita di Jawa Barat berbicara sebaliknya. Harapan kondisi ekonomi bisa membaik, tetapi justru memperlihatkan tren yang mengkhawatirkan.

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di provinsi ini mengalami peningkatan pada Februari 2025 secara tahunan (year-on-year). Salah satu penyebab utamanya diduga kuat adalah gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang kembali melanda sejumlah sektor.

Tak berhenti sampai di situ, sektor pariwisata yang menjadi andalan daerah pun ikut terdampak.

Baca Juga: Program Barak Militer KDM Dinilai Berpotensi Membebani Sekolah dan Butuh Regulasi Jelas

Sekitar 3.000 pekerja hotel mengalami pengurangan jam kerja, hal itu berdasarkan catatan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat.

Ini adalah cara yang diambil pengusaha agar tidak perlu melakukan PHK massal, walaupun pada akhirnya tetap berdampak pada pendapatan dan kestabilan hidup para pekerja.

Lebih menyedihkan lagi, lulusan pendidikan tinggi, terpaksa harus banting setir menjadi pekerja informal seperti pengasuh anak, sopir atau asisten rumah tangga. Ini bukan sekadar cerita individual, melainkan cerminan dari krisis sistemik, yakni lapangan pekerjaan formal makin sempit, sementara tuntutan hidup tak pernah bisa menunggu.

Ekonomi yang anjlok bukanlah gejala tiba-tiba, tetapi hasil dari sistem kapitalisme yang mendominasi arah kebijakan. Kapitalisme membiarkan roda ekonomi berputar di tangan segelintir pemilik modal.

Baca Juga: “Simplifikasi Masalah dan Ketidakpahaman Pengasuhan” Gamal Albinsaid Singgung Anak Dibawa ke Barak

Kesejahteraan akan hadir secara merata saat negara benar-benar menjadi pelayan rakyat, bukan perpanjangan tangan pemilik modal. Dan Islam telah menawarkan sistem yang adil, beradab, dan berpihak kepada rakyat.

Pengaturan Ekonomi dalam Islam

Islam tidak memisahkan antara moral, spiritual, dan tata kelola ekonomi. Dalam sistem Islam, negara bukan sekadar regulator, tetapi penjamin kesejahteraan rakyat. Negara Islam berkewajiban menyediakan lapangan kerja sebagai bentuk tanggung jawab terhadap rakyatnya.

Rasulullah Saw. bersabda:
"Seorang imam (pemimpin) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Kesejahteraan dalam Islam tidak hanya diwujudkan melalui bantuan sosial, tetapi juga lewat pengelolaan sumber daya alam, distribusi kekayaan yang adil, serta dukungan penuh terhadap kegiatan usaha rakyat.

Halaman:

Tags

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB