Bisnisbandung.com - PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) beserta PT Bahadopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI) melakukan peresmian pembangunan Proyek Morowali yaitu proyek pertambangan dan pabrik pengolahan nikel (smelter) rendah karbon terintegrasi yang berlokasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah pada Jumat (10/2/2023).
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Sabtu (11/2/2023), proyek yang dikembangkan oleh PT Vale dan mitranya ini terdiri atas pertambangan yang berlokasi di Kecamatan Bungku Timur dan Bahadopi serta smelter yang berada di Desa Sambalagi Kecamatan Bungku Pesisir.
PT BNSI yang merupakan perusahaan patungan antara PT Vale dan mitranya akan bertanggung jawab atas pembangunan dan pengoperasian smelter. Dimana PT Vale sendiri akan berperan penuh dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas pertambangan.
Baca Juga: Data Sementara 4 Orang Meninggal Akibat Gempa Bumi Magnitudo 5,4 Mengguncang Jayapura
Menurut Peraturan Menko Perekonomian, Proyek Morowali telah ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional oleh pemerintah pada tahun 2022. Menko Airlangga menyatakan bahwa proyek ini adalah ekspresi dari harapan pemerintah untuk mewujudkan hilirisasi sumber daya alam untuk menambah nilai dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Ini pabrik green smelter pertama yang saya lihat. Berbasis gas LNG, tentu minta dukungan dari Komisi Energi (DPR RI) bahwa ini adalah green energy, green product, dan green mining. Indikator green economy itu mudah, kita lihat langitnya warna biru atau abu-abu. Kalau langit biru berarti sudah harmoni, hijau, dan baik,” ungkap Menko Airlangga.
Sesuai dengan komitmen PT Vale untuk mengurangi emisi karbon hingga 33% pada tahun 2030, pembangkit listrik gas alam akan menjadi kontributor utama untuk mengurangi emisi karbon dari keseluruhan Proyek Morowali.
Baca Juga: Pemkab Bandung Anggarkan Perjalanan Dinas Rp77,3 Miliar di APBD 2023
Smelter yang akan dibangun nantinya akan memanfaatkan teknologi Rotary Klin Electric Furnance (RKEF) dan menggunakan sumber listrik dari gas alam sehingga akan menjadi pabrik yang andal namun hemat energi dan ramah lingkungan.
Total biaya investasi diestimasi mencapai Rp 37,5 triliun yang akan menghasilkan kapasitas produksi hingga 73.000 ton per tahun.
“Kehadiran proyek Morowali ini adalah representasi komitmen kami menjadi produsen nikel yang andal dan berkelanjutan bagi Indonesia dengan jejak karbon terendah. Kami akan membawa praktik-praktik pertambangan terbaik yang dilakukan di Blok Sorowako ke Morowali. Selain menyukseskan program hilirisasi pemerintah, kami juga ingin berkontribusi untuk masyarakat dan bumi kita,” ujar Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur PT Vale.
Baca Juga: Dandim Sumedang : Pangan Merupakan Kebutuhan Mendasar Bagi Manusia untuk Dapat Mempertahankan Hidup
Bersama dengan mitranya, PT Vale akan menerapkan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang berkesinambungan dengan mengacu pada praktek terbaik yang dilakukan di Blok Sorowako.
Selama periode 2015-2022, PT Vale telah mengeluarkan dana sebesar Rp46 miliar untuk berbagai program sosial yang diterapkan di 17 desa, termasuk pemberdayaan masyarakat, baik di Kecamatan Bungku Timur, Kecamatan Bahodopi, maupun pada tingkat Kabupaten Morowali.***
Artikel Terkait
Antisipasi Gempa Bumi: Informasi Dari BMKG, Kita Harus Ketahui Ini!
Lee Seung-gi Memberikan Kabar Gembira : Telah Melamar Sang Kekasih
DKPP Akan Periksa Anggota KPU RI Terkait Verifikasi Partai Politik dan Dugaan Ancaman Penyelenggara Pemilu
Obat Sirup Kembali Distop, Ini Penjelasan BPOM
Ormas Manggala Garuda Putih Desak PN Bale Bandung Vonis Berat Mantan Ketua DPRD Jabar Irfan Suryanegara
Setelah Demokrat, Kini Giliran PKPI Kabupaten Bandung Dukung Kang Rajiv Dan Bergabung Ke NasDem