Orang Tua Mahasiswa SBM ITB Menilai Kebijakan Rektor Menurunkan Kualitas Pendidikan di SBM ITB

photo author
- Senin, 25 Juli 2022 | 12:00 WIB
Kualitas Pendidikan di SBM ITB dinilai menurun akibat kebijakan Rektor ITB (dok. Fajar Hidayat)
Kualitas Pendidikan di SBM ITB dinilai menurun akibat kebijakan Rektor ITB (dok. Fajar Hidayat)

Bisnisbandung.com – Kekhawatiran Orang tua mahasiswa School of Business and Management ITB (SBM ITB) akan turunnya mutu Pendidikan SBM ITB akibat kebijakan rektor menjadi polemik yang tidak berkesudahan.

Orang tua mahasiswa SBM ITB merasakan turunnya mutu pendidikan sejak diturunkannya pagu anggaran pendidikan yang mana mendorong diadakannya audiensi dengan Rektor ITB, namun tidak ada tanggapan hingga sekarang.

Perwakilan Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB, Ali Nurdin menyampaikan hal tersebut saat konferensi pers di Café BMC Sabtu 23 Juli 2022.

Baca Juga: Setelah 2 Tahun Terhenti, YPM SALMAN ITB Kembali Gelar Bandung Adha Festival

"Penurunan pagu anggaran pendidikan di SBM ITB semula 103 M di tahun 2021 menjadi 94,5 M untuk anggaran 2022, sehingga membatasi kemampuan SBM dalam melaksanakan program pengembangan pendidikan sesuai rencana strategis yang sudah dipresentasikan ITB kepada orang tua mahasiswa," kata Ali Nurdin.

Sejak pengajuan audiensi Forum Orang Tua Mahasiswa bersama Rektor ITB pada Desember 2021 tidak ditanggapi, mengawali polemik kebijakan rektor dengan terjadinya perubahan rencana strategi pengembangan pendidikan diantaranya hilangnya beberapa kegiatan pendidikan dikarenakan tidak ada anggaran atau anggaran yang dialokasikan kurang, padahal penerimaan dari uang kuliah mahasiswa SBM tahun 2022 naik menjadi Rp 157 Miliar dari tahun tahun 2021 sebelumnya sebesar Rp 103 Miliar, tambah Ali Nurdin.

Kemandekan komunikasi Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB bersama Rektor ITB berkelanjutan dengan kebijakan rektor yang terus bergulir, seperti penyeragaman alokasi anggaran atau unifikasi anggaran untuk semua fakultas/ sekolah/ prodi dengan postur yang sama, padahal kebutuhannya berbeda-beda dalam mencapai standar nasional atau internasional.

"Hal tersebut menimbulkan kesulitan bagi SBM untuk mengalokasikan sumber daya sesuai dengan kebutuhan operasional melayani untuk kepentingan mahasiswa," ungkap Ali Nurdin bersama 12 perwakilan Forum Orang Tua Mahasiswa SMB ITB dan lainnya dalam mode zoom.

Baca Juga: IA ITB Jabar dan Sanber Foundation Mencari Duta Masyarakat Desa Lewat Teknologi Informasi

Indikasi penurunan mutu pendidikan SBM ITB dapat dilihat juga dari rantai birokrasi administrasi pendidikan yang terpusat atau sentralisasi di iTB sehingga menimbulkan proses yang tidak efisien dan menghambat pelayanan pendidikan bagi mahasiswa ITB berakibat banyak program yang sudah dicanangkan tidak dapat dilaksanakan atau terlambat karena belum ada keputusan yang bulat antara pimpinan SBM dan pimpinan ITB.

Kemandekan komunikasi berlanjut polemik kebijakan rektor dengan berkurangnya para dosen senior dan dosen praktisi atau profesional yang mengajar di SBM ITB, sehingga menimbulkan kesulitan mencari penguji sidang, penguji proposal.

Berlanjut dengan terjadi permasalahan menurunnya semangat terkait demotivasi bahkan demoralisasi para dosen SBM ITB dan tenaga kependidikan yang masih tersisa akibat perubahan terburu-buru dan drastis.

Termasuk adanya isu rotasi terhadap mayoritas tenaga kependidikan yang menimbulkan ketidakpastian dan keresahan, hal tersebut mengganggu fungsi pelayanan kepada mahasiswa dan orang tua.

"Bahkan beredar adanya wacana melibatkan dosen-dosen dari fakultas lain diluar SBM ITB tanpa adanya prosedur kompetensi dan kepantasan mengajar yang jelas," kata Ali Nurdin.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Us Tiarsa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X