Potensi Sektor Manufaktur Indonesia Perlu Dioptimalkan dengan Revolusi Industri 4.0

- Senin, 4 Juli 2022 | 09:55 WIB
Transformasi sektor manufaktur melalui Revolusi Industri 4.0 diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi RI (Pixabay)
Transformasi sektor manufaktur melalui Revolusi Industri 4.0 diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi RI (Pixabay)

Bisnisbandung.com - Revolusi Industri 4.0 yang dicanangkan melakukan proses akselerasi melalui Peta Jalan Making Indonesia 4.0 terus berjalan. Sektor manufaktur Indonesia terus didorong bertransformasi menggunakan teknologi digital di seluruh rantai nilai industrinya.

Momen transformasi ini harus dimanfaaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia yang memiliki keunggulan dalam hal kuatnya faktor permintaan, kerangka kelembagaan yang kuat, serta perdagangan dan investasi global yang baik.

“Perkembangan teknologi adalah keniscayaan dan pasti akan terjadi. Negara-negara yang menerapkan industri 4.0 meyakini pentingnya dukungan kebijakan pemerintah yang holistik sebagai pilar penting keberhasilan implementasi kebijakan ekonomi digital,” ujar Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi, Andi Rizaldi, di Jakarta, Minggu (3/7/2022).

Baca Juga: Perlu Kolaborasi Untuk Pemulihan Industri Penerbangan Indonesia

Andi menyampaikan, pemerintah telah menetapkan inisiatif Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah peta jalan yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi, dengan aspirasi besar membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia di 2030.

Resiliensi perekonomian Indonesia yang cukup baik menjadi salah satu potensi yang dapat dioptimalkan lewat penerapan Industri 4.0. hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan yang lebih tinggi pada 2019 dan kontraksi yang lebih kecil pada 2020 dibanding peer countries.

Potensi selanjutnya, adalah menghasilkan peluang lapangan pekerjaan baru yang lebih spesifik untuk mengakomodasi jumlah tenaga kerja yang besar. Revolusi Industri 4.0 yang terjadi tidak akan menghilangkan lapangan pekerjaan, melainkan menawarkan jenis lapangan pekerjaan baru yang memungkinkan migrasi dari satu profesi ke profesi lainnya.

“Nantinya akan ada pergeseran profesi seseorang ke arah lebih baik yang justru akan mengangkat harkat dari pekerja itu sendiri,” kata Andi.

Dalam Making Indonesia 4.0, Kemenperin telah menetapkan 7 sektor priotas yakni makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil, elektronika dan alat kesehatan.

Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, 65% ekspor manufaktur, dan 60%pekerja industri.

Baca Juga: Performa Industri Perbankan Semakin Menguat Seiring Dengan Membaiknya Perekonomian

Proporsi tenaga kerja di 7 sektor prioritas dalam program Making Indonesia 4.0 pada lima tahun terakhir menunjukkan tren meningkat, pada 2015 sebesar 5,02% dan pada 2020 sebesar 5,70%, meski sempat dihadapkan pada kondisi pandemi COVID-19.

“Melihat data peningkatan tersebut, tentunya memberikan harapan bahwa adopsi teknologi di tujuh sektor prioritas berpotensi meningkatkan kapabilitas ekonomi nasional,” lanjutnya.

Ia menambahkan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah tenaga kerja terbanyak di dunia yang mencapai jumlah 125 juta jiwa, setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.

Halaman:

Editor: Us Tiarsa

Sumber: infopublik.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X