news

Mahfud Cerita Megawati Pernah Diminta Untuk Pimpin Gerakan Perbaikan Demokrasi

Selasa, 12 Maret 2024 | 15:30 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ( Instagram Megawati Soekarnoputri)

Bisnisbandung.com - Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD bercerita bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pernah diminta untuk pimpin gerakan perbaikan demokrasi di Indonesia.

Diketahui permintaan tersebut disampaikan oleh 16 tokoh masyarakat saat beraudiensi dengan Ibu Mega pada 8 Maret 2024.

Mahfud juga mengungkapkan para tokoh masyarakat tersebut berasal dari berbagai kalangan seperti guru besar, advokat lembaga bantuan hukum, dan para aktivis-aktivis demokrasi di Indonesia.

Baca Juga: TPN Ganjar-Mahfud Gugat Pilpres 2024 di MK, TPN: Ajukan Kapolda Sebagai Saksi

Ia mengungkapkan bahkan Prof. Sulistyowati sampai menangis dihadapan Ibu Mega dikarenakan Prof. Sulistyowati merasa demokrasi di Indonesia telah hancur akibat Presiden Joko Widodo.

"Jadi Prof. Sulistyowati waktu itu berbicara sambil menangis. Ini menangis beneran, sedih karena demokrasi Indonesia porak-poranda," ucap Mahfud di Kediaman Butet Kertaredjasa di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (11/3/2024).

"Indonesia yang dibangun baik-baik dan reformasi berjalan 24 tahun dengan baik, ternyata hancur berkeping-keping dalam waktu sekejap, ini yang Prof. Sulis katakan waktu itu," ucap Mahfud.

Baca Juga: Jokowi Bakal Gabung Golkar, Airlangga: Kami Sudah Rapat Dengan Pak Jokowi

Prof. Sulis dengan para tokoh lainnya kemudian meminta Ibu Mega untuk memimpin gerakan perbaikan demokrasi karena mereka melihat Ibu Mega adalah satu-satunya harapan bagi Indonesia.

"Mereka semua meminta, 'Ibu sekarang harapan kami, untuk memimpin gerakan memperbaiki dan mereparasi demokrasi. Sekarang ibu Mega memimpin, karena kalau ini dibiarkan, nanti kedepan enggak ada demokrasi'," ucap Mahfud mengulangi perkataan Prof. Sulis.

Dengan dipimpinya gerakan perbaikan demokrasi oleh Ibu Megawati, mereka berharap Ibu Mega bisa menyelamatkan demokrasi Indonesia dari para penguasa-penguasa yang rakus akan kekuasaan.

Baca Juga: Kubu 01 Ajukan Hak Angket ke DPR, Cak Imin: Niatnya Baik Kok

"Rakyat tidak akan bisa menentukan karena semua sudah dibeli oleh penguasa melalui macam-macam. Melalui politik gentong babi, politik pegang kerah leher. Mari kita perbaiki dan jangan sampai berlanjut," ujar Mahfud.

Walaupun begitu, menurut cerita Mahfud MD, Ibu Megawati waktu itu menolak tawaran tersebut dikarenakan Ibu Mega merasa ini belum waktu yang tepat untuk melakukan gerakan perbaikan semacam itu.

Halaman:

Tags

Terkini