Bisnisbandung.com - Di dunia penuh ketidakpastian geopolitik, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus proaktif dan tidak menghindari pengambilan posisi kolektif berbagai isu, jika tidak maka berisiko kehilangan relevansinya, ujar Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada Selasa 5 September 2023.
Ketegangan Amerika Serikat dan Tiongkok memiliki hubungan kuat perekonomian ASEAN mengancam memberikan pengaruh besar pada blok tersebut, sementara di negara sendiri, anggota ASEAN memiliki pendekatan berbeda menyelesaikan krisis Myanmar.
Menggambarkan situasi sebagai salah satu “ketidakpastian geopolitik dan geoekonomi yang besar”, Lee mengatakan bagaimana tanggapan kelompok beranggotakan 10 orang menentukan sentralitas masih bertahan pada tahun mendatang.
Berbicara sesi retret para pemimpin KTT ASEAN, beliau menguraikan bagaimana sentralitas ASEAN diwujudkan konsisten pada posisi, tindakan dan kebijakannya didasarkan “kesatuan tujuan dan tindakan”.
Baca Juga: Pabrik Pupuk Palsu Digerebek Polisi Lampung Selatan, 3 Orang Diciduk
“Kita harus bersatu menghadapi isu-isu sulit, baik eksternal maupun internal, misalkan situasi di Myanmar,” kata Mr Lee.
“Kita masing-masing mempunyai kepentingan dan posisi nasional masing-masing menghadapi tantangan geopolitik, namun masih berupaya mencapai titik temu bersama. Hal ini pasti melibatkan semua memberi dan menerima.”
Ketika negara adidaya global memisahkan perekonomian menjadi lebih asertif, “Cara ASEAN” pasif dan berbasis konsensus berakar prinsip kerja sama non-intervensi melalui dialog panjang kadang kritik sebagai tidak efektif.
Lee mengatakan ASEAN melakukan tugasnya dengan baik, memastikan mitra eksternalnya terlibat kelompok ini sesuai ketentuan dan manfaat serta nilai dihasilkannya.
Baca Juga: Tips Cara mengoperasikan Mesin Cutting Sticker
Oleh karena itu, upaya ganda dalam integrasi ekonomi, terutama bidang penghijauan dan era digitalisasi perekonomian.
Namun dia menambahkan meskipun kelompok meningkatkan keterlibatan eksternal secara terbuka dan inklusif, mereka harus menerima “persaingan geopolitik terjadi di kawasan kita, seperti terjadi pada tempat lain di dunia; mungkin tidak menginginkannya tetapi harus menerimanya”.
“Solusinya jangan pasif dan tidak ambil posisi segala persoalan. Jika tidak, ASEAN kehilangan relevansi. Kita harus siap melibatkan semua pihak secara aktif, dengan cara saling menguntungkan,”pungkasnya.
INDO-PASIFIK DAN MYANMAR