Bisnisbandung.com - Dalam langkah yang mengejutkan banyak pihak, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan telah membubarkan kabinet perang yang terdiri dari enam orang.
Informasi ini pertama kali disampaikan oleh seorang pejabat Israel pada Senin, 17 Juni 2024, menandai titik balik penting dalam pemerintahan Netanyahu di tengah konflik yang berkepanjangan di Gaza.
Kabinet perang Israel, yang berfokus pada penanganan konflik Gaza, mulai mengalami keretakan sejak ditinggalkan oleh Benny Gantz, mantan jenderal berhaluan tengah yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan ke-21 dan Panglima ke-20.
Baca Juga: Prabowo Subianto: Indonesia Berkomitmen Mendukung Kemerdekaan Palestina dan Gencatan Senjata di Gaza
Kepergian Gantz, yang merupakan tokoh sentral dalam strategi militer Israel, menimbulkan pertanyaan besar mengenai kekompakan dan efektivitas tim perang ini.
Pembubaran kabinet perang menandakan Netanyahu akan lebih bergantung pada konsultasi dengan kelompok kecil menteri.
Nama-nama seperti Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer disebut-sebut akan menjadi penasihat utama Netanyahu dalam menangani konflik Gaza.
Langkah ini bisa dilihat sebagai upaya untuk merampingkan pengambilan keputusan, meskipun ada kekhawatiran mengenai berkurangnya keragaman pandangan strategis dalam pemerintahan.
Kabinet perang tersebut awalnya dibentuk setelah Benny Gantz setuju untuk bergabung dengan Netanyahu dalam pemerintahan persatuan nasional pada awal perang Gaza yang pecah pada Oktober 2023.
Baca Juga: Prabowo Dukung Gencatan Senjata Permanen dan Siap Kirim Pasukan Penjaga di Gaza
Pembentukan kabinet ini diharapkan bisa membawa pendekatan yang lebih terkoordinasi dan efektif dalam menghadapi eskalasi konflik dengan kelompok militan di Gaza.
Namun, perkembangan terbaru ini justru menunjukkan adanya tanda-tanda kerapuhan dalam pemerintahan Netanyahu.
Pembubaran kabinet perang bisa dilihat sebagai sinyal adanya ketegangan internal dan perbedaan pandangan yang semakin sulit untuk dijembatani.
Hal ini tentunya menambah tantangan bagi Netanyahu yang sudah dihadapkan pada tekanan domestik dan internasional terkait kebijakan militernya di Gaza.
Artikel Terkait
Netanyahu Janji Bantuan Gaza: Langkah Konkrit Menuju Perdamaian?
Skandal Kuburan Massal di Gaza ditemukan: Terungkapnya Dugaan Penyiksaan dan Penguburan Hidup-Hidup
Serangan Israel di Rafah: Pengendalian Persimpangan Rafah dan Dampaknya Terhadap Gaza
Joe Biden Ancam Hentikan Pengiriman Amunisi, Netanyahu Siapkan Pertahanan Mandiri untuk terus serang gaza
Kekacauan Di Perbatasan: Aktivis Dan Para pemukim Israel Segala Cara Untuk Hentikan Bantuan Ke Gaza
Senator AS Dorong Israel Gunakan Bom Nuklir di Gaza, Ini Komentarnya?