"Salahnya bukan pada Gibran, salahnya pada Airlangga.
Dia tidak mampu untuk melihat bahwa sejarah kita adalah sejarah pikiran itu.
Bukan sejarah hasil Mahkamah institusi." Ujar rocky.
Baca Juga: Rocky Gerung: Gibran Mengalami Delirium Akibat Tekanan Politik Jika Diperika ke Psikiater
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyoroti bahwa Airlangga gagal melihat bahwa sejarah besar Indonesia dibangun oleh para pemikir yang memiliki visi dan keberanian luar biasa.
Syahrir adalah contoh nyata dari seorang pemimpin intelektual yang mampu berkontribusi besar bagi kemerdekaan dan diplomasi Indonesia di tingkat internasional.
Dalam pernyataannya, Rocky juga mengkritik cara pandang Airlangga yang dianggapnya kurang mendalam.
Rocky berpendapat bahwa kontribusi seseorang terhadap negara tidak bisa hanya diukur dari jabatan atau posisi yang dipegang, melainkan dari kualitas pemikiran dan dampak nyata yang dihasilkan.
Dalam konteks ini, Gibran belum bisa disejajarkan dengan tokoh-tokoh besar seperti Sultan Syahrir.
Rocky Gerung mengakhiri pandangannya dengan analogi yang cukup tajam.
Ia menyatakan bahwa air mineral lebih berguna daripada Airlangga, menunjukkan kekecewaannya terhadap pernyataan dan cara berpikir Airlangga.
"Nah itu sebabnya air mineral lebih berguna daripada Airlangga."
Baca Juga: Rocky Gerung Kritik Gaya Hidup Mewah Komisioner KPU, 'Busuknya Institusi Negara'
Kritik ini menunjukkan bahwa menurut Rocky, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam dan apresiasi yang lebih tinggi terhadap sejarah dan peran intelektual dalam pembangunan bangsa.***
Artikel Terkait
Jokowi Lebay dan Banggakan Pertumbuhan 5,11%, Rocky Gerung Soroti Kinerja Pemerintahan
Rocky Gerung: Kabinet Bayangan PDIP sebagai Alternatif Lawan Prabowo
Rocky Gerung: Partainya Sendiri Tak Mau Pajang Foto Jokowi, Bagaimana Nanti Foto Gibran
Rocky Gerung Menilai Jokowi Akui Gagal Turunkan Stunting! Masih Mau Jualan Mimpi Indonesia Emas 2045?
Rocky Gerung Sebut Zulhas Alami Ketakutan, Bahkan Harus Menghamba dengan Menyebut Jokowi Sebagai Owner PAN
Pesan Rocky Gerung di Tengah Ketegangan Prabowo dan PDIP