Beberapa pengamat menilai bahwa Megawati Soekarno Putri tidak sedang "mengintimidasi" Mahkamah Konstitusi terkait hasil putusan sengketa Pilpres.
Melainkan menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap etika dan moral demokrasi di Indonesia.
Dalam pandangan mereka, surat terbuka yang ditulis oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia ini merupakan bentuk ekspresi dari keprihatinan yang didasari oleh kondisi demokrasi yang semakin terkikis oleh kecurangan, nepotisme, dan penyalahgunaan kekuasaan.
Baca Juga: Megawati: Etika Presiden Penting, Kecurangan Pilpres 2024 Merusak
Megawati, dengan tegas menekankan bahwa tanggung jawab penguasa, terutama presiden, terhadap etika begitu sangat pentingnya.
Hal itu disampaikan Mega mengingat bahwa nampak ada upaya-upaya untuk memperjuangkan kepentingan pribadi atau keluarga untuk jadi pemimpin.
Dalam pandangannya, Pilpres 2024 menjadi titik klimaks dari kecurangan yang terstruktur dan sistematis, dengan motif nepotisme yang semakin menguatkan penyalahgunaan kekuasaan oleh presiden.
Oleh karena itu, dengan meminta sikap kenegarawanan dari hakim MK, Megawati berharap agar proses hukum terkait sengketa Pilpres ini dapat menghasilkan keputusan yang sesuai dan adil.
Melalui surat terbuka ini, Megawati ingin membangun kesadaran akan pentingnya integritas dan kejujuran dalam menjaga fondasi demokrasi yang sehat serta berkeadilan bagi semua rakyat Indonesia.***
Artikel Terkait
Soal PDIP Jadi Oposisi Atau Gabung Prabowo, Bambang Pacul: Tergantung Megawati
Ganjar Minta Menteri Jokowi Dihadirkan di Sidang, Otto: Megawati Juga Dong
Otto Minta Megawati Dipanggil ke MK, TPN Ganjar-Mahfud: Pak Otto Panik Ya
Isu Prabowo Minta Bertemu Megawati, PDIP: Prabowo Minta Wejangan
Golkar Dukung Pertemuan Prabowo dan Megawati: Demi Stabilitas Negara
Rocky Gerung Sebut Problem PDI P Membahayakan Demokrasi, Padahal Megawati Pernah Melawan Soeharto