Bisnisbandung.com - Presiden ke-5 Republik Indonesia, Sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, membuat surat terbuka.
Surat itu ditulis tangan dan launching pada 8 April 2024 berjudul "Kenegarawanan Hakim Konstitusi."
Di awal tulisannya, Megawati menekankan tanggung jawab penguasa seperti presiden terhadap etika yang sangatlah penting.
Mega menyoroti bahwa bila presiden terkesan memperjuangkan kepentingan pribadi atau keluarganya, hal itu fatal.
Baca Juga: Hasto: Megawati Kirim Surat Berlembar-lembar Untuk Hakim MK Tentang Demokrasi
Karena Presiden adalah milik semua rakyat Indonesia. Mega juga menekankan bahwa Pilpres 2024 merupakan puncak evolusi dari kecurangan terstruktur, sistematis dan masif.
Ditambah motif nepotisme yang mendorong penyalahgunaan kekuasaan presiden.
Mega menuntut sikap kenegarawanan Hakim Mahkamah Konstitusi untuk memulihkan etika dan moral.
Karena tanpa itu, Mahkamah Konstitusi hanya menjadi jalan pembenaran bagi sengketa pemilu yang orientasinya hanya pada hasil, tanpa melihat secara jernih keseluruhan dan input dari proses pemilu.
Dalam tulisan tangan Megawati, ia mengingatkan bahwa "tidak ada kekuatan yang menghalangi Fajar menyingsing di ufuk Timur".
Baca Juga: Empat Menteri Jokowi dan Ketua TKN Prabowo-Gibran Silaturahmi dengan Megawati
Mega mengajak untuk sadar dan insyaf, mengingat bahwa nama-nama mereka akan tertulis dalam sejarah Republik Indonesia.
Dalam tulisannya, Megawati menyoroti tentang kenegarawanan hakim konstitusi.
Mega menekankan bahwa hakim MK harus berani memberikan putusan yang memiliki makna demi perbaikan kualitas demokrasi Indonesia.
Artikel Terkait
Soal PDIP Jadi Oposisi Atau Gabung Prabowo, Bambang Pacul: Tergantung Megawati
Ganjar Minta Menteri Jokowi Dihadirkan di Sidang, Otto: Megawati Juga Dong
Otto Minta Megawati Dipanggil ke MK, TPN Ganjar-Mahfud: Pak Otto Panik Ya
Isu Prabowo Minta Bertemu Megawati, PDIP: Prabowo Minta Wejangan
Golkar Dukung Pertemuan Prabowo dan Megawati: Demi Stabilitas Negara
Rocky Gerung Sebut Problem PDI P Membahayakan Demokrasi, Padahal Megawati Pernah Melawan Soeharto