Baca Juga: Mom, Ikuti Kebiasaan Ini Yuk, Agar Bayi Lebih Cepat Pintar
Studi pada tikus di laboratorium menemukan bahwa akrilamida dapat berhubungan dengan kanker pada kelenjar susu, tiroid, testis, dan rahim, dan memengaruhi jalur hormon, tetapi belum dapat dipastikan apakah hal ini berlaku pada manusia.
Komite Gabungan Pakar Organisasi Pangan dan Pertanian/Organisasi Kesehatan Dunia (FAO/WHO) untuk Aditif Pangan pada tahun 2010 menyatakan bahwa diperlukan lebih banyak studi jangka panjang untuk memahami secara rinci hubungan antara akrilamida dan kanker.
Namun, mereka mendukung upaya untuk mengurangi kadar akrilamida dalam makanan.
Tantangan terbesar dalam hal ini adalah mengukur secara akurat berapa banyak akrilamida yang dikonsumsi oleh manusia.
Studi epidemiologi yang dilakukan dengan kuesioner diet yang bergantung pada laporan peserta dapat menghasilkan hasil yang bias.
Schouten mengklaim dapat mengukur akrilamida secara akurat dalam makanan, namun hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan peneliti dan ahli toksikologi.
Baca Juga: Ternyata Air Kelapa Bisa Berbahaya Jika Dikonsumsi Berlebihan, Ini Penjelasannya
Metode lain untuk mengukur asupan akrilamida adalah dengan mengukur biomarker dalam urin dan darah, tetapi hasilnya belum pasti.
Laguzzi menyatakan bahwa penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan biomarker, terutama darah, untuk mengukur asupan akrilamida dalam jangka waktu yang lebih lama daripada urin.
Meskipun akrilamida telah diukur melalui biomarker dalam penelitian di AS, bukti konklusif yang menunjukkan bahwa kadar akrilamida dalam makanan dapat meningkatkan risiko kanker masih sedikit.
Namun, satu studi baru-baru ini menunjukkan adanya hubungan antara asupan akrilamida dan kematian akibat kanker, tetapi belum dapat menyimpulkan jenis kanker yang terkait.
Laguzzi juga tidak menemukan bukti yang cukup untuk menunjukkan hubungan antara risiko kanker non-ginekologi dan asupan akrilamida dalam studi telaahnya.
Baca Juga: Baik Bagi Kesehatan, Berikut 5 Manfaat Minum Air Putih Setelah Bangun Tidur di Pagi Hari
Dia mengatakan bahwa ini mungkin disebabkan oleh mekanisme reparatif yang baik pada manusia untuk mencegah efek karsinogenik dan neurotoksik atau karena penelitian tentang akrilamida dilakukan dengan menggunakan ukuran paparan yang tidak akurat.