Bisnisbandung.com - Sebuah video yang memperlihatkan siswa berenang di lapangan sekolah menjadi viral di media sosial.
Video tersebut diunggah oleh seorang guru olahraga sebagai bentuk kritik terhadap minimnya fasilitas kolam renang di sekolah.
Namun tanggapan berbeda datang dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang justru menyindir halus tindakan sang guru.
Dalam unggahan video di YouTube, Dedi Mulyadi menilai bahwa video tersebut menunjukkan kurangnya pemahaman guru terhadap esensi pendidikan olahraga.
"Saya tahu tujuan dari postingan tersebut tetapi justru itu melambangkan bahwa guru tersebut tidak ngerti esensi pendidikan dan arah pendidikan pelajar," ujar Dedi Mulyadi.
Menurut Dedi Mulyadi olahraga tidak hanya soal renang.
Ada banyak pilihan aktivitas lain seperti lari, sepak bola, voli, hingga senam yang bisa dilakukan tanpa harus tergantung pada fasilitas kolam renang.
Ia juga menyoroti keluhan orang tua yang bukan soal pentingnya renang tetapi lebih kepada praktik pengkoordiniran pembelian tiket renang oleh guru.
Baca Juga: Keakraban Para Pemimpin, Henri Subiakto: Kejujuran atau Basa-basi Penuh Kepalsuan?
"Guru bisa tetap melaksanakan kegiatan renang tanpa harus mengurus tiket siswa. Cukup tunggu di kolam renang biarkan siswa membeli tiket sendiri dan datang dengan kesadaran penuh," tegasnya.
Dedi Mulyadi juga menekankan bahwa esensi pendidikan adalah mengembangkan minat dan bakat siswa bukan memaksakan satu jenis olahraga tertentu.
"Orang tua siswa di mana-mana mengembangkan minat anaknya dan mereka membayar. Ada yang ikut sanggar tari, sekolah sepak bola, guru senam, guru pencak silat, karate, hingga pelatih renang," jelasnya.
Ia menambahkan jika seorang anak memang memiliki ketertarikan pada olahraga tertentu maka orang tua biasanya bersedia mengeluarkan biaya tambahan untuk mendukung bakat anaknya.
Baca Juga: Dari Saham Anjlok hingga Kasus Pertamax, Denny Siregar Ungkap Pemerintah di Ujung Ketidakpercayaan