Kerusakan Jalan dan Polusi Tambang di Parung Panjang, Dedi Mulyadi: Buka Suara

photo author
- Senin, 14 Juli 2025 | 13:00 WIB
Dedi Mulyadi Geram Jalan Parung Panjang Dihancurkan Truk Tambang (dok instagram Dedi Mulyadi)
Dedi Mulyadi Geram Jalan Parung Panjang Dihancurkan Truk Tambang (dok instagram Dedi Mulyadi)


Bisnisbandung.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali menyampaikan kritik tajam terhadap kerusakan jalan dan kerusakan lingkungan di wilayah Parung Panjang Kabupaten Bogor yang disebabkan aktivitas truk-truk tambang.

Dalam youtubenya, Dedi Mulyadi bahkan tak kuasa menahan air mata saat melihat kondisi warganya yang harus hidup dalam debu, penyakit, dan ketidakadilan.

"Dedi Mulyadi kunaon ceurik wae? Lain ceurik teu boga pamajikan. Tapi nyeungceurikan ieu lembur," ujar Dedi Mulyadi di hadapan warga sambil menitikkan air mata.

Baca Juga: Mewanti-Wanti Krisis Tersembunyi, Celios Hitung Bahaya Kebijakan Tarif Tinggi AS

Menurut Dedi Mulyadi tambang-tambang yang mengeruk batu dari Gunung hanya memperkaya pemilik modal di Tangerang dan Jakarta sementara masyarakat lokal justru jadi korban.

“Gunung dibongkar jadi properti di Jakarta. Tapi rakyat lokal tiap hari menghirup debu, jalan rusak, anak-anak kena ISPA, dan kecelakaan terus terjadi,” tegasnya.

Dedi Mulyadi secara terbuka menyindir kebijakan Pemkab Bogor yang mengubah tata ruang di tahun 2022.

Memungkinkan ekspansi tambang yang menurutnya merusak warisan leluhur dan lingkungan.

“Tanah 1,2 juta hektare hilang dari kawasan lindung. Itu kejahatan! Walaupun ucapan mereka ‘alhamdulillah’ tapi kalau perbuatannya merusak alam, itu munafik!” tegas Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Perbanyak Impor, Demi Redam Tarif Trump Indonesia Tawarkan Belanja USD 34 Miliar

Ia mengaku telah memerintahkan Bappeda untuk memasukkan anggaran Rp 100 miliar demi memperbaiki jalan Parung Panjang.

“Saya paksa. Masukkan perubahan anggaran! Rakyat jangan dibiarkan hidup di antara jalan rusak dan truk tambang!” katanya lantang.

Dedi Mulyadi juga berjanji akan menelusuri ke mana batu-batu itu dikirim dan siapa saja pengusaha yang menikmati hasilnya.

“Kalian duduk di ruang AC, hotel mewah, sementara rakyat saya bergelimpangan di jalan rusak. Tidak ada santunan, tidak ada keadilan,” serunya.

Baca Juga: Wamen Stella Hingga M Qodari Jadi Komisaris, Pengamat Ungkap Paradoks di Tengah Lonjakan Pengangguran

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Raga Aditya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Soal Kasus Resbob, Polisi Telusuri Dua Tersangka Lain

Rabu, 17 Desember 2025 | 20:00 WIB
X