Wali Kota Bandung Farhan Bangkitkan Bandara Husein, Susi Air Jadi Penyelamat!

Bisnisbandung.com - Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyambut antusias pembukaan rute penerbangan baru dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Adi Sucipto Yogyakarta.

Penerbangan ini dioperasikan oleh maskapai Susi Air menggunakan pesawat propeler yang akan melayani rute Bandung–Jogja setiap Senin, Rabu, dan Jumat.

“Penerbangan ini menjadi langkah awal reaktivasi Bandara Husein Sastranegara yang sudah lama dinantikan warga dan pelaku pariwisata,” ujar Farhan dalam instagramnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Kritik Penerapan AI dalam Kurikulum, Bisa Perburuk Ketimpangan Pendidikan

Jadwal penerbangan dari Bandara Adi Sucipto ke Bandung dijadwalkan pukul 12.00 WIB, sementara penerbangan balik dari Bandung ke Jogja pukul 14.00 WIB.

Harga tiket untuk rute ini dipatok Rp1.750.000 per sekali jalan.

Meski baru menggunakan pesawat kecil Farhan menegaskan bahwa penerbangan Susi Air ini adalah pionir untuk membuka kembali layanan penerbangan reguler di Bandara Husein.

“Kami sadar penerbangan dengan pesawat besar belum bisa langsung dilakukan. Kami harus menyusun strategi dan pendekatan secara bertahap,” tambahnya.

Baca Juga: Ada Apa dengan 2030? Raymond Chin Sebut Ini Tahun Kritis

Wali Kota Bandung juga mengungkapkan rencana pengajuan rute penerbangan baru ke wilayah Jawa Tengah dan Sumatera bagian selatan.

“Ini titik awal untuk terus memperjuangkan agar Bandara Husein Sastranegara kembali beroperasi penuh dan mendukung kunjungan wisatawan ke Bandung,” jelas Farhan.

Menurutnya pengembangan rute baru menjadi sangat penting karena kehadiran penerbangan baru belum memberikan dampak signifikan pada jumlah wisatawan ke Bandung.

“Kita perlu menambah rute agar trafik penumpang meningkat,” imbuh Farhan.

Farhan menegaskan komitmen pemerintah daerah bersama DPRD, Gubernur Jawa Barat, dan Angkasa Pura untuk menghidupkan kembali Bandara Husein Sastranegara sebagai gerbang utama wisata dan bisnis di wilayah Jawa Barat.

Baca Juga: Komnas HAM Tegaskan Migrasi Tenaga Kerja Tidak Boleh Jadi Solusi Negara Atasi Pengangguran