Rudi mengingatkan bahwa sejak era reformasi kekuasaan otonomi daerah ada di tangan bupati dan wali kota.
Posisi gubernur bukan lagi dominan seperti masa Orde Baru.
Menurut Rudi tindakan-tindakan Dedi Mulyadi yang terlalu cepat diekspos ke publik justru bisa menjadi bumerang.
Ia menyebut tindakan Dedi seperti menegur pejabat daerah melalui media sosial atau memamerkan pilihan mobil dinas sebagai contoh gaya komunikasi yang tidak elok.
Baca Juga: Orang-Orang Kaya Indonesia Marak Pindahkan Uangnya, Psikologis Pasar Bisa Terganggu?
“Kebaikan itu tidak perlu dipamerkan. Biarkan publik yang menilai bukan diri sendiri yang mengglorifikasi,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan Dedi Mulyadi untuk belajar dari pengalaman Gubernur sebelumnya, Ridwan Kamil yang menurut Rudi terlalu sibuk membangun citra hingga akhirnya terjerat berbagai isu politik dan hukum.
Meski penuh kritik,Rudi tetap mengaku memberi masukan secara konstruktif.
Ia menyarankan Dedi Mulyadi lebih fokus menjalankan program-program konkret daripada tampil terus-menerus di depan kamera.
“Kalau sambal dadak itu enaknya pas. Tapi kalau kebanyakan cabai atau garam malah bikin eneg. Begitu juga komunikasi publik harus terukur,” tutupnya.***
Artikel Terkait
Dilarang Minta Sumbangan di Jalan! Ini Pesan Dedi Mulyadi ke Warga Jawa Barat
"Koruptor Harus Dimiskinkan!" Seruan Keras Budayawan untuk Prabowo
Ke Mana Arah Politik PDIP Setelah Ini? Pengamat Politik Menganalisisnya
Ketua PN Jakarta Selatan Ditangkap! Kejagung Bongkar Suap Ekspor CPO
Terjerat Suap Ekspor CPO Rp 60 Miliar, Kekayaan Ketua PN Jakarta Selatan Cuma Rp 3,1 Miliar
Wow! Ferrari SF90 hingga Nismo GTR Disita Kejagung dalam Kasus Suap Ketua PN Jakarta Selatan