Maksimalkan Dampak Debat Pilkada, Ahli Komunikasi Unpad Sarankan KPU Mencari Prime Time yang Tepat

photo author
- Sabtu, 2 November 2024 | 18:30 WIB
Debat Calon Bupati dan Wakil Bupati Kaupaten Bandung Barat (Tangkap layar youtube KPU Jawa Barat)
Debat Calon Bupati dan Wakil Bupati Kaupaten Bandung Barat (Tangkap layar youtube KPU Jawa Barat)

Bisnisbandung.com -  Ahli komunikasi Unpad, Dadang Rahmat Hidayat, menilai pentingnya penayangan debat Pilkada di waktu prime time demi memaksimalkan efektivitas penyampaian visi dan misi kandidat kepada masyarakat.

Dadang Rahmat menjelaskan bahwa pada umumnya prime time di Indonesia terjadi setelah Maghrib hingga pukul 22.00 WIB, saat sebagian besar masyarakat berada di rumah dan memiliki waktu luang untuk menonton televisi.

Dalam hal ini, penayangan debat pada jam kerja, seperti debat calon Bupati dan wakil bupati Kabuapaten Bandung Barat pada 29 Oktober 2024, ditayangkan pukul 13.30 WIB melalui stasiun televisi nasional dianggap tidak tepat.

Baca Juga: Ade Armando: Penegakan Hukum Harus Adil di Kasus Tom Lembong

Jam tayang tersebut berada di waktu kerja dan sekolah, yang mengakibatkan banyak masyarakat tidak dapat menyaksikan debat secara live.

“Oleh karena itu, efektivitas tayangan Debat Pilkada di prime time  dan bukan akan berbeda, apalagi misalnya sudah prime time dan menampilkan kandidat yang mempunyai atensi tertentu di mata  publik, itu lebih kuat lagi,” ujarnya saat dihubungi Tim Redaksi Bisnis Bandung.

Lebih lanjut  Dadang Rahmat mengatakan, “Sebaiknya KPU mencari ‘prime time’ yang tepat untuk menayangkan debat Pilkada.”

Baca Juga: Mendekonstruksi Demokrasi, Pandangan Eep Saefulloh terhadap Kepemimpinan Jokowi

Selain waktu tayang, Dadang menekankan bahwa aksesibilitas juga menjadi faktor penting. Untuk menjangkau masyarakat yang kesulitan menyaksikan debat melalui televisi, ia menyarankan agar KPU memperkuat promosi debat di berbagai media lain yang mudah diakses.

Dadang juga menyoroti terbatasnya stasiun televisi nasional yang menyiarkan debat Pilkada, yang menyebabkan penjadwalan terbagi antara siang, sore, atau malam.

“Namun, tentu ada kendala karena televisi yang menayangkan debat Pilkada di Indonesia jumlahnya terbatas tidak banyak televisi,” jelasnya.

“Dan mereka menyediakan slot waktu yang sama, sehingga jika debat dilakukan pada hari yang sama, akan ada pembagian waktu antara yang kebagian siang, sore, atau malam,” sambungnya.

Menurutnya, wilayah yang mendapat slot malam lebih beruntung karena berpeluang menarik lebih banyak pemirsa.

Baca Juga: BRI Dorong Ketangguhan Tanggap Bencana melalui Jambore Nasional Tim Elang Relawan BRI 2024

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Soal Kasus Resbob, Polisi Telusuri Dua Tersangka Lain

Rabu, 17 Desember 2025 | 20:00 WIB
X