Bisnis Bandung - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik, Refly Harun mengatakan, persoalan bangsa itu bertingkat-tingkat dan beragam.
Persoalan tersebut diakibatkan beragam faktor, bisa karena landasan utamanya, dalam hal ini konstitusinya, kemudian juga peraturan dibawah konstitusi, bisa juga kebijakan/implementasi dilapangan atau bisa juga karena lemahnya kepemimpinan atau leadership, papar Refly Harun.
Dikatakan Refly Harun, jadi banyak persoalan yang harus betul-betul dikonstruksikan masalahnya, setelah itu, baru kita mengambil langkah solutif.
Baca Juga: Pilpres 2024, Peluang Prabowo Subianto Dapat Dukungan Ulama Lagi atau Tidak
Kondisi bangsa tidak bisa dinafikan begitu saja, walaupun tidak mutlak juga semuanya benar adanya, tegas Refly Harun.
"Misalnya statement yang mengatakan tidak ada kebijakan Presiden Jokowi yang pro rakyat, rasanya berlebihan juga, karena kalau tidak ada kebijakan yang pro rakyat, saya kira Presiden Jokowi tidak akan bertahan hingga hari ini, pasti rakyat memberontak", tegas Refly Harun.
Tetapi persoalannya kita melihat kepuasan rata-rata/keberhasilan rata-rata, apakah kita berada pada "track" yang benar atau "track" yang salah.
Baca Juga: BRI Implementasikan Pasar Unggulan di Jawa Barat
Menurut Refly Harun, hingga saat ini, pemerintah gagal dalam memenuhi ekpektasi masyarakat, apalagi membuat "solid foundation" bagi keuangan bangsa ini kedepan, walapun tentu 1,2 prestasi harus kita akui.
Seperti pembangunan jalan, infrastruktur, kemudian juga kebijakan BBM satu harga, dan juga yang lainnya, yang seringkali dijadikan alat campaign/kampanye.
Tetapi jangan lupa utang luar negeri juga banyak, yang bisa mengakibatkan/membuat kita terjebak dalam jebakan utang, karena itu, kita harus lihat, tegas Refly Harun.
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik itu mengungkapkan bahwa akhir masa pemerintahan Presiden Jokowi yang tinggal 2 tahun lebih sedikit ini, apakah akan "khusnul khotimah" atau mampu memberikan solusi terhadap persoalan bangsa, dan kemudian memberikan "guidence" terhadap perjalanan bangsa kedepan, atau akan seperti yang dikatakan aktivis makin amburadul?
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini di Portal Logam Mulia dan Pegadaian
"Tetapi kalau kemudian tidak seperti ekpektasi tersebut, rasanya perlu diingat kembali kata-kata Mahfud MD, yang menyatakan pemimpin yang sudah kehilangan kepercayaan diri, nggak usah banyak tanya, mundur, siapa dia, apapun levelnya", ungkap Refly Harun.
Artikel Terkait
Kalah Telak dari Vietnam, Shin Tae-yong: 100 Persen Taktik Tidak Berjalan, Kita Memang Pantas Kalah
Partai - Partai Ini Kemungkinan Besar Endorse Anies Baswedan di Pilpres 2024
Utang Freeport Kian Membengkak, Apa Keuntungan yang Diperoleh Indonesia?
Permainan Timnas U-23 vs Vietnam, Coach Justin: 10 Menit Gua Udah Kecewa, Tambah Lama Tambah Kecewa
Dampak Liburan Pedagang Dan Usaha Di Pagandaran Omsetnya Naik