opini

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB
Illustarsi diskusi (Pixabay/Mary1826)

Rasulullah Saw. bersabda, "Manusia berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput, dan api.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Makna hadis ini dalam konteks kekinian menegaskan bahwa sumber daya pengetahuan, termasuk karya ilmiah dan kreativitas, sejatinya adalah milik bersama. Negara wajib menjaganya agar tetap terbuka dan bermanfaat bagi umat, bukan diserahkan kepada mekanisme pasar.

Negara dalam Islam berperan sebagai raa’in, pengurus rakyat, bukan pedagang. Negara harus memastikan ilmu, teknologi, dan inovasi dapat diakses seluas-luasnya untuk kemaslahatan. 

Baca Juga: Miris dengan Kondisi Negeri, Amien Rais: Semangat Kepahlawanan Meredup, Korupsi Justru Meningkat

Jika ada penghargaan bagi penemu, maka diberikan melalui baitulmal sebagai apresiasi, bukan sebagai transaksi komersial.

Cahaya dari Peradaban Islam

Sejarah mencatat, pada masa Khalifah Al-Ma’mun dari Dinasti Abbasiyah, para penerjemah karya ilmiah Yunani dan Persia mendapat penghargaan besar, bukan karena menjual karyanya, tetapi karena menyebarkan ilmu. 

Bahkan Khalifah Al-Hakam di Andalusia memberikan 1.000 dinar emas untuk karya monumental Kitab Al-Aghani.

Namun, semua penghargaan itu berasal dari negara, bukan dari pasar. Ilmu dijaga agar tetap suci, bebas dari eksploitasi, dan menjadi sarana menuju keberkahan.

Baca Juga: Sentil Gelar Pahlawan Soeharto, Rocky Gerung: Yang Kita Ingat Bukan Kepahlawanan

Menjaga Karya, Menjaga Martabat

Kebijakan Kemenkumham dan Disdik Jabar patut diapresiasi sebagai langkah awal melindungi hasil karya siswa. Namun, pelindungan sejati tidak boleh berhenti di atas kertas hukum.

Ia harus menyentuh hati dan jiwa sistem pendidikan kita, membangun kesadaran bahwa ilmu adalah cahaya, bukan komoditas.

Dialog di ruang rapat itu kini terasa hidup kembali dalam benak saya.

“Bu, apa gunanya kami membuat karya kalau nanti malah jadi milik orang lain?” tanya seorang siswa dengan mata polos.

Halaman:

Tags

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB