Marak Terjadi Bencana, Saatnya Introveksi Bersama

photo author
- Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB
bencana dan berdoa (pixabay/@doctor-a)
bencana dan berdoa (pixabay/@doctor-a)

Di samping itu Indonesia merupakan negara yang padat penduduk. Dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang bencana alam juga merupakan faktor yang menyebabkan Indonesia rawan bencana.

Selain dari itu, paham sekuler kapitalis, membuat penguasa tidak memiliki keinginan serius untuk menyelesaikan masalah bencana dari akarnya.

Yang lebih menyedihkan adalah banyak kebijakan penguasa justru menjadi peluang baru adanya bencana berikutnya.

Baca Juga: Debat Panas Bupati Bandung, Sahrul vs Dadang Adu Visi Penanganan Bencana

Contohnya penggundulan hutan, hasil temuan Walhi tahun 2022 yang menegaskan 35% hutan rusak dan hilang. Proyek industri tak terkendali, penanganan aliran sungai tidak jelas, hal selalu berkaitan dengan para pemilik modal.

Terlebih ketika berbicara masalah mitigasi bencana. Masyarakat selalu menjadi pihak yang disudutkan.

Pengetahuan pas-pasan, IQ terendah ke dua di Asia Tenggara, tidak mau direlokasi. Padahal, ketersediaan data dan informasi minim, teknologi pun demikian, yang semua itu merupakan tanggung jawab negara.

Masyarakat butuh dicerdaskan bukan dibebaskan, juga difasilitasi bukan dibatasi.

Solusi Islam

Islam menetapkan bahwa penguasa adalah pemimpin yang mengurusi urusan umat, sebagai perisai umat.

Maka penguasa harus mengerahkan segala kemampuan untuk menjadikan rakyat sejahtera. Baik urusan dunianya mau pun akhiratnya.

Termasuk dalam hal bencana, pemimpin sebuah negeri seyogyanya berupaya sekuat tenaga untuk mencegah bencana dan bagaimana penanganan awal agar bencana tidak banyak merugikan masyarakat.

Baca Juga: Perspektif Islam dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi: Persiapan, Tanggapan, dan Pembelajaran

Setidaknya ada kebijakan yang adil dalam hal, agar lingkungan tidak rusak. Mendidik masyarakat agar berperilaku sehat yang tidak mendatangkan azab Allah Swt.

Mengingatkan firman Allah dalam Al-Quran surat Ar-Rum ayat 41, yang bunyinya;

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Farizal

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB
X