Konferensi Asosiasi Dokter Medis Sedunia (WMA) : ”Hanya IDI Satu-Satunya Organisasi Dokter Indonesia”

photo author
- Kamis, 14 Juli 2022 | 15:30 WIB
Konferensi Asosiasi Dokter Medis Sedunia  (dok. World Medical Association )
Konferensi Asosiasi Dokter Medis Sedunia (dok. World Medical Association )


Bisnisbandung.com - Asosiasi Dokter Medis Sedunia atau World Medical Association (WMA) menyelenggarakan International Code of Medical Ethics (ICoME) di Indonesia. Konferensi itu membahas standarisasi etik kedokteran dan profesionalisme.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Inodnesia (PB IDI) ditunjuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi yang dihadiri oleh perwakilan lebih dari 100 negara anggota WMA. Konferensi yang diselenggarakan hibrid itu membahas etik kedokteran masa kini.

Disebutkan. di WMA, organisasi profesi haruslah tunggal karena menyangkut standardisasi etik kedokteran demi keselamatan pasien dan masyarakat, serta dokter.

IDI merupakan anggota WMA dan memiliki sejarah panjang dengan WMA selama 70 tahun. IDI Indonesia merupakan salah satu anggota yang penting bagi kami. Saat ini WMA hanya mengakui IDI sebagai organisasi profesi medis perwakilan dari Indonesia.”

Baca Juga: Keren, Anak Bangsa Mampu Ciptakan Teknologi Perawatan Dokter Gigi Anti Penyebaran Virus Covid-19

Dalam konferensi itu hadir sejumlah tokoh kedokteran yang berperan penting dalam penyusunan kode etik kedokteran internasional, di antaranya; Sekjen WMA Dr Otmar Kloiber, Bendahara WMA Prof Ravindra.

Prof Ravindra juga mendalami etika kedokteran telemedis,’ Hadir pu;a dr Ramin Parsa-Parsi, inisiator perubahan deklarasi Geneva dan International Code of Medical Ethics yang saat ini sedang direvisi.

Prof Urban Wiesing merupakan bagian dari inisiator Deklarasi Helsinki yang saat ini menjadi rujukan seluruh komite etik penelitian seluruh dunia termasuk Indonesia, serta lebih dari 100 perwakilan asosiasi dokter medis dari berbagai negara.

Wakil Menteri Kesehatan RI, dr Dante Saksono Harbuwono, SpPD(K) menyampaikan, “Dengan tema yang diangkat dalam konferensi WMA 2022 ini, kami berharap pedoman etika kedokteran dapat dieksplorasi secara menyeluruh.”

Baca Juga: Perjuangan Hidup Mati dokter bedah sembuh dari COVID-19

Dokter Dante juga menyebutkan, kode etik tidak hanya melindungi dokter, tetapi yang paling penting, untuk memastikan layanan kesehatan terbiak yang dapat diberikan kepada pasien.

”Saya percaya pertemuan ini akan menjadi kesempatan yang sangat baik untuk melakukannya,” katanya lagi. “Melalui peningkatan etika pedoman, kita harus memastikan hukum, adil, dan efisien kesehatan.”

Sebagai salah satu anggota WMA, IDI juga dilibatkan dalam penyusunan revisi kode etik kedokteran internasional. Delegasi dari IDI yang diwakili dr Pukovisa Prawiroharjo, SpS(K), PhD; Dr dr Eka Ginanjar, SpPD, dan Prof Dr dr Sukman Tulus Putra, SpA(K).

Para senior itu turut membagikan pengalaman di Indonesia termasuk dengan adanya Fatwa Etik Kedokteran Indonesia dan regulasi terkait.

Dikatakan oleh Ketua Umum PB IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT, ”Penyelenggaraan acara kolaborasi dengan WMA ini merupakan salah satu bukti penguatan sinergi IDI di kalangan kedokteran medis internasional.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Us Tiarsa

Tags

Rekomendasi

Terkini

X