news

Presiden Amerika Joe Biden Mengeluarkan 15 Juta Barel Cadangan minyak dari Tempat Strategis di Amerika Serikat

Sabtu, 22 Oktober 2022 | 11:00 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan perintah untuk melepaskan minyak cadangan. (Instagram/@joebiden)

Bisnis Bandung - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengumumkan  akan melepaskan setidaknya 15 juta barel minyak cadangan di tempat strategis Amerika Serikat, sebuah langkah dilakukan mengikuti pengurangan produksi OPEC + yang kontroversial yang telah menimbulkan cemoohan di Washington menjelang pemilihan paruh waktu bulan depan.

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan pada hari  Rabu (19/10) sore bahwa pelepasan itu akan menyelesaikan pelepasan 180 juta barel minyak  yang disetujui pemerintahannya pada bulan maret, dimana telah terjadi  kekhawatiran krisis  energi global terkait dengan adanya perang Rusia di Ukraina.

Senada dengan Joe Biden, informasi dari Kantor Presiden Amerika Serikat, Gedung Putih mengatakan setidaknya akan  ada pelepasan  sekitar  15 juta barel cadangan minyak akan mulai  dikirim pada bulan Desember tahun ini, 

Baca Juga: Resesi di Depan Mata?, Simak Pendapat Bank of America dan JP Morgan Tentang Ekonomi Amerika Serikat

 “Dengan pengumuman saya hari ini, kami akan terus menstabilkan pasar dan menurunkan harga pada saat tindakan negara lain telah menyebabkan volatilitas seperti itu,” kata Joe Biden kepada wartawan saat konferensi pers.

Pembebasan itu, yang awalnya disebut pemerintah sebagai " hukuman bagi negara rusia " karena amerika  dan sekutunya melarang impor minyak dan gas rusia atas invasi ke Ukraina, telah mengirim cadangan strategis AS ke level terendah sejak 1984.

Pada hari Rabu,  ada sekitar 400 juta barel tersisa di cadangan,  dimana minyak itu di simpan di kompleks empat situs dengan gua penyimpanan bawah tanah yang dibuat di kubah garam di sepanjang pantai Teluk Texas dan Louisiana.

dari Gedung Putih mengatakan pemerintah AS akan mengisi kembali minyak dari tempat  cadangan strategis ketika harga minyak berada pada atau lebih rendah dari $67 hingga $72 per barel, demi meningkatkan kemungkinan pelepasan tambahan selama musim dingin di AS  dan dalam upaya untuk menjaga harga turun.

Presiden Joe Biden pada hari Rabu kemarin  kembali memperbaharui kritik terhadap perusahaan minyak, yang telah  dituduh pemerintahan mengambil untung dari krisis pasokan energi di seluruh dunia dengan menjaga "harga  lebih tinggi dari yang seharusnya".

Baca Juga: Alasan Kenapa Kucing Punya Hobi Tidur, Nomor 6 Sering Kita Lihat

“Pesan saya kepada perusahaan energi Amerika adalah  ,  perusahaan  energi  tidak boleh menggunakan keuntungan  untuk membeli kembali saham atau untuk dividen. Tidak pada saat sekarang dan  tidak saat perang berkecamuk. perusahaan harus menggunakan keuntungan  ini untuk meningkatkan produksi dan pemurnian, ”kata presiden Joe Biden.

Pelepasan cadangan  minyak di tempat strategis melanjutkan apa yang telah menjadi janji  bagi presiden Joe Biden, yang mulai menjabat dan  menjanjikan untuk mengurangi ketergantungan AS pada bahan bakar fosil dan menggantinya dengan sumber yang lebih terbarukan.

Selama konferensi pers hari Rabu, Presiden Joe Biden menyerukan peningkatan produksi energi bersih AS, dengan mengatakan  kepada anggota parlemen perlu meloloskan reformasi untuk membantu meringankan hambatan.

“Saat ini, proses untuk mendapatkan persetujuan proyek energi bersih terlalu berbelit-belit dan terlalu memakan waktu,” katanya. “Jadi saya meminta Kongres, meloloskan undang-undang perizinan untuk mempercepat persetujuan semua jenis produksi energi, mulai dari angin, surya, hingga hidrogen bersih” kata presiden Joe Biden.

Sementara itu, harga energi yang tinggi  terjadi pada bahan bakar  bensin   yang  telah membuat Partai Demokrat Joe Biden  kewalahan  menjelang pemilihan pada tanggal 8 november, dimana akan menentukan susunan legislatif AS dan memiliki implikasi besar bagi kemampuan presiden untuk memberlakukan keputusannya.

Halaman:

Tags

Terkini