Disebutkan bahwa permintaan beras di Cina mencapai 2,4 juta ton per tahun, Brunei Darussalam 100 ribu ton per tahun, Arab Saudi 1.500 ton per tahun.
Namun untuk sementara, pemerintah menyanggupi ekspor 100 ribu ton.
Berdasarkan data dari Peterson Institute for International Economics (PIIE) banyaknya negara yang sudah menutup keran ekspor, ini dapat menjadi peluang bagi Indonesia mengekspor beras.
Ditengan krisis pangan ini ekspor Indonesia di satu sisi menjadi peluang yang sangat besar akan tetapi diperlukan pengawasan yang jelas mengenai stok dalam negeri kita.
Jika mengacu pada data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian Indonesia saat ini memiliki overstock di atas 7 juta ton.
Dan sudah 3 tahun terakhir ini Indonesia tidak impor beras sehingga ketersediaan pasok beras telah mampu dijaga oleh Indonesia.
Baca Juga: Klub Alami Krisis Keuangan, Egy dan Witan Tinggalkan FK Senica
Mengutip data dari Badan Pusat Statiktik (BPS) ekspor beras Indonesia mencapai 317,81 ton pada triwulan IV 2021.
Angka tersebut menyusut 88,81% dibanding triwulan sebelumnya, tetapi melonjak 96,66% dibanding triwulan IV 2020.
Sementara nilai ekpor beras pada triwulan IV tahun lalu hanya US$ 262,71 ribu, turun 86,7% dari triwulan sebelumnya dan juga turun 21,22% dibanding kuartal IV 2020.
Secara akumulasi, periode triwulan I - IV 2021, volume ekspor beras mencapai 3,26 ribu ton. Volume tersebut melonjak hampir 9 kali lipat atau 790,77% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara, nilai ekpor beras Indonesia sepanjang triwulan I – IV tahun lalu senilai US$ 2,61 juta.
Nilai tersebut melesat 157,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Negara tujuan ekspor beras Indonesia seperti China, Amerika Serikat, India, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Inggris, Jerman, Rusia, Uni Emirat Arab, Pakistan.
Ditengah krisis pangan ini, Indonesia hadir menjadi negara yang cukup stabil dalam memenuhi kebutuhan beras dalam negerinya sehingga Ketika kebutuhan dalam negeri sudah dapat dipenuhi dan tidak melakukan impor beras selama tiga tahun terakhir maka sudah saatnya Indonesia sudah dapat memenuhi kran ekspor beras, karena sudah banyak negara yang membuka komunikasi dengan Indonesia terkait ekspor beras, pungkasnya.***