Bisnis Bandung - Aktivis sekaligus politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, mengatakan, bahwa PDIP sepakat, kepemimpinan Jokowi dua periode, dan menolak 3 periode.
Menurut Budiman Sudjatmiko, keputusan tersebut pun sesuai dengan prinsipnya. Katanya, kebaikan yang terlalu lama akan menciptakan tirani.
Kalau disebuah posisi lebih dari 2 periode maka periode ketiga sudah tidak ada tantangan lagi.
Baca Juga: MAKI Seret Mendag Ke Pengadilan, Boyamin : Buktikan Ada Mafia Minyak Goreng
Itu berlaku bukan hanya dilegisllatif, tetapi berlaku juga dieksekutif, tidak boleh/tidak baik 3 periode.
Politisi PDIP itu pun mengatakan, pada pemilu 2019 dirinya tidak mau mencalonkan lagi, membatasi diri, sebenarnya pengin dua periode, tetapi partai bersikukuh mengusung, dengan alibi untuk memenangkan suara didaaerah pemilihan.
Pada tahun 2017, sebelum pemilu, Budiman Sudjatmiko mengaku telah menyatakan sudah pamit didaerah pemilihan (dapil) untuk tidak kembali mencalonkan di legislatif.
Baca Juga: Investor Pembangunan IKN Ragu-ragu Konsorsium Pilih Mundur Untuk Gelontorkan Dananya
Maka pada saat pemilu 2019, lebih fokus kepada partai atau pilpresnya, tidak banyak kampanye legilslatif, dan tidak sesungguh sebelumnya (read: pileg), karena baginya kemenangan Jokowi untuk kedua kalinya menjadi Presiden itu lebih peting untuk Indonesia, ketimbang dirinya menjadi DPR untuk ketiga kalinya.
Alhamdulillah nya, suara pemilu untuk pemilihan presiden 2019, raihan suara PDI Perjuangan dikisaran 54-55 persen.
Kebebasan Berpendapat Warnai Dengan Perdebatan
Menurut Budiman Sudjatmiko kebebasan berpendapat harus dijaga, tidak boleh rasisme, menghasut, kekerasan, menghina kelompok etnis atau agama tertentu
Isi kebebasan berpendapat bukan cuma pidato, tapi harus diisi dengan debat.
Dengan berdebat dengan orang yang berbeda dan didebat langsung oleh lawanmu yang berbeda pendapat, otak racunmu bisa segera dijernihkan.