bisnisbandung.com - Wanda Hamidah, relawan asal Indonesia yang tergabung dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla, kini telah kembali ke Tanah Air.
Dalam kesaksiannya, ia menyoroti lemahnya respons nyata komunitas internasional terhadap krisis kemanusiaan di Palestina.
Misi Global Sumud Flotilla diinisiasi sebagai bentuk solidaritas sipil dunia terhadap warga Gaza. Rombongan relawan membawa bantuan kemanusiaan seperti makanan, minuman, obat-obatan, oksigen, dan perlengkapan medis.
Baca Juga: Pembangunan Bisa Terkendala, Gubernur Aceh Turut Persoalkan Pemotongan Anggaran Daerah
Namun upaya tersebut terhenti sebelum mencapai tujuan karena blokade ketat yang diberlakukan oleh Israel.
Wanda menegaskan bahwa aksi para relawan ini merupakan wujud kepedulian masyarakat sipil dunia terhadap penderitaan rakyat Palestina, terlepas dari sikap pemerintah masing-masing negara.
“Palestina sudah tidak membutuhkan diskusi-diskusi dan rapat-rapat baik bilateral maupun multilateral, tapi yang dibutuhkan dia adalah aksi nyata,” tegasnya dilansir dari youtube tvOneNews.
Baca Juga: Sindir Bank Himbara Lamban, Menkeu Purbaya Siapkan Dana SAL untuk Jatim dan Jakarta
Ia menyebut bahwa semangat perjuangan rakyat Palestina menjadi alasan banyak relawan internasional tetap berupaya menembus blokade secara damai untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Ia juga menyoroti sikap negara-negara dan lembaga internasional yang dinilai hanya menggelar rapat atau sidang tanpa langkah konkret.
Menurutnya, pertemuan bilateral, multilateral, maupun sidang umum di Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak cukup untuk menghentikan genosida yang telah berlangsung puluhan tahun.
Wanda menyebut keputusan Mahkamah Internasional yang menegaskan terjadinya genosida pun belum diindahkan.
Israel, menurutnya, masih bertindak seolah berada di atas hukum internasional dan terus melakukan tindakan brutal terhadap warga sipil Gaza.
Baca Juga: Hotman Paris Kekeh Nadiem Makariem Tak Bersalah, Klaim Jaksa Berusaha Hindari Fakta
Bagi Wanda dan para relawan, solidaritas masyarakat dunia menjadi penting ketika pemerintah dan lembaga internasional dinilai tidak bertindak tegas.