news

Ambisi Militer Rusia di Era Ketegangan Timur-Barat, Langkah Putin Menjawab Ancaman NATO

Selasa, 24 September 2024 | 21:00 WIB
Strategi Presiden Rusi Vladimir Putin perkuat pasukan (Tangkap layar youtube Islam Populer)

Bisnisbandung.com - Rusia, di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin, terus memperkuat kekuatan militernya. Meski telah diakui sebagai kekuatan militer terbesar kedua di dunia, Putin tak puas.

Dilansir dari youtube Islam Populer, belum lama ini, Putin memutuskan untuk menambah jumlah personil militernya hingga mencapai 2,38 juta orang, di mana 1,5 juta di antaranya adalah pasukan aktif.

Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan dengan NATO, khususnya terkait perang yang berlangsung di Ukraina.

Langkah ini dianggap sebagai respons atas tekanan Barat yang terus meningkat. Juru Bicara Kremlin  Dmitry Peskov menyebut bahwa Rusia kini menghadapi "perang hibrida" yang mencakup perang ekonomi, finansial, dan hukum yang dilancarkan negara-negara Barat.

Baca Juga: Rocky Gerung Menguak Kekuatan dan Tantangan Dinasti Jokowi

Dengan penambahan 180.000 personil, Rusia kini menduduki peringkat kedua dalam jumlah personil militer aktif, menggeser India dan Amerika Serikat.

China masih memimpin dengan lebih dari 2 juta personil aktif, sementara AS dan India masing-masing memiliki sekitar 1,4 juta dan 1,3 juta pasukan.

Langkah Rusia ini menegaskan keseriusan negara tersebut dalam memperkuat militernya, terutama mengingat kerugian besar yang diderita selama perang di Ukraina.

Meski kedua belah pihak tak mengungkapkan jumlah korban yang pasti, laporan kerugian dari medan perang menunjukkan bahwa Rusia merasa perlu memperkuat barisan tentaranya.

Baca Juga: KPU Jawa Barat Resmi Tentukan Nomor Urut, Persaingan Semakin Memanas!

Selain itu, Putin telah beberapa kali meningkatkan jumlah pasukan sejak tahun 2022. Pada bulan September dan Oktober 2022, Rusia menambah 170.000 personil.

Langkah terbaru ini menunjukkan bahwa Moskow bersiap menghadapi tantangan militer yang lebih besar di masa depan.

Ketegangan antara Rusia dan NATO terus memanas, terutama setelah Finlandia bergabung dengan aliansi tersebut.

Baca Juga: Ade Armando Ungkap Langkah Berani Rizieq Shihab untuk Jatuhkan Jokowi

Halaman:

Tags

Terkini