Bisnisbandung.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan penyesalannya atas serangan udara yang menargetkan kamp pengungsi Palestina di Rafah, Jalur Gaza.
Dalam insiden yang terjadi baru-baru ini, setidaknya 45 orang dilaporkan tewas, termasuk beberapa yang terbakar atau tertimbun reruntuhan bangunan.
Menurut laporan otoritas kesehatan Gaza, di antara korban tewas terdapat 12 perempuan, delapan anak-anak, serta tiga lansia.
Baca Juga: Gatot Nurmantyo Beberkan Dibalik Kuatnya Prabowo-Gibran Hingga Mendapat Kemenangan Telak
Selain itu, tiga jenazah ditemukan dalam kondisi hangus sehingga sulit dikenali.
Serangan tersebut juga menyebabkan sekitar 200 orang lainnya terluka, menambah panjang daftar korban yang menderita akibat konflik berkepanjangan ini.
Netanyahu dalam pidatonya pada Senin, 27 Mei, mengakui kesalahan tragis yang terjadi dalam serangan tersebut.
Baca Juga: Menohok! Gatot Nurmantyo Bongkar Siasat Licik Jokowi Melanggengkan Dinasti Kekuasaan
"Meskipun kami berupaya semaksimal mungkin untuk tidak menyakiti warga sipil yang tidak bersalah, tadi malam terjadi kesalahan tragis," Netanyahu ungkapnya.
Pernyataan ini mencerminkan adanya pengakuan dari pihak Israel atas dampak buruk yang diakibatkan oleh operasi militer mereka.
Kejadian ini menambah ketegangan yang sudah tinggi antara Israel dan Palestina.
Baca Juga: Analis Rekomendasikan Saham BBRI, Ini Alasannya
Serangan di Rafah ini memicu reaksi keras dari komunitas internasional dan organisasi kemanusiaan yang menyerukan penyelidikan mendalam serta pertanggungjawaban atas insiden tragis ini.
Mereka menekankan pentingnya menghormati hukum humaniter internasional dan melindungi warga sipil dalam setiap operasi militer.