Bisnisbandung.com - Meningkatnya warga yang terjangkit virus nipah, hingga menewaskan dua orang di Kerala, India Selatan.
Hingga saat ini pemerintah setempat telah menutup fasilitas umum seperti sekolah dan kantor pemerintahan. Hal ini dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus nipah di India.
Selain itu pemerintah setempat juga melakukan pemeriksaan dan menelusuri kontak virus nipah, serta tetap melakukan sosialisasi mengenai gejala dan dampak dari virus tersebut kepada masyarakat.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Mengunjungi Bendungan Sepaku Semoi Di Kalimantan Timur, Ini yang Jadi Tujuannya
Menurut Dr. Vandana Puri seorang spesialis patologi asal India menjelaskan bahwa virus nipah awalnya bukan berasal dari India.
Melainkan berasal dari negara Malaysia dan Singapura pada tahun 1998.
"Virus nipah pertama kali menyebabkan wabah pada babi dan manusia di Malaysia dan Singapura antara 1998 dan 1999" ketiknya di caption sebuah postingan di Instagram pribadinya @drvandanapathology.
Baca Juga: National Training Center Mulai Dibangun, Erick Thohir: Cita-cita yang Sudah Lama Ditunggu
Ia juga mengatakan bahwa semenjak itu, virus nipah mulai menyebabkan wabah berulang pada manusia hingga sampai ke India pada tahun 2001.
"Dan telah menyebabkan wabah manusia berulang di bangladesh dan Bengal Barat. India sejak 2001 dan Kerala, India sejak 2018." Sambungnya.
Menurut WHO, selain tertular dari hewan seperti kelelawar dan babi yang membawa virus tersebut, virus nipah juga bisa ditularkan lewat makanan yang terkontaminasi.
Baca Juga: Berikut Rincian Nilai Kerugian Kebakaran Gunung Bromo, Diprediksi Capai Miliaran Rupiah
Selain itu virus nipah juga sangat mudah tertular saat kontak langsung dari orang yang terinfeksi virus tersebut.
Meskipun wabah terus berulang setiap tahunnya di beberapa negara Asia termasuk India dan Bangladesh, obat serta vaksin virus tersebut belum tersedia.