Benjamin Netanyahu Menghindari Pertanyaan Pers Namun Berjanji Untuk Menghancurkan Hamas

Bisnisbandung.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tampaknya mengkonfirmasi pada 16 Desember bahwa negosiasi baru yang dimediasi oleh Qatar sedang berlangsung.

Benjamin Netanyahu menghindari pertanyaan dalam konferensi pers mengenai pertemuan pada 15 Desember di Eropa antara negosiator utamanya.

Namun, Benjamin Netanyahu mengkonfirmasi bahwa ia telah memberikan instruksi kepada tim negosiasi.

Baca Juga: Vladimir Putin Mencalonkan Diri Sebagai Presiden Rusia Untuk Yang Kelima Kalinya

"Kami memiliki kritik serius terhadap Qatar, yang mungkin akan Anda dengar nanti, tetapi saat ini kami berusaha menyelesaikan pembebasan sandera kami," ujarnya.

Berita mengenai putaran negosiasi baru, yang pertama kali dilaporkan oleh Axios, muncul setelah militer Israel mengungkapkan pasukan mereka secara tidak sengaja membunuh tiga sandera.

"Ada satu kesalahan yang bisa kita buat, yaitu menyampaikan perhitungan kita kepada Hamas, kepada dunia," kata Benjamin Netanyahu. "Kami tidak akan memasuki detail negosiasi."

Baca Juga: Amerika Serikat Kirimkan Peluru Tank Senilai Ratusan Juta Dollar Untuk Israel

Perang Gaza, yang dipicu oleh aksi membunuh dan penculikan Hamas di selatan Israel pada 7 Oktober, telah mengguncang kekuatan regional dan dunia ketika jumlah korban sipil Palestina terus meningkat

Sambil berjanji untuk menghancurkan Hamas, Israel juga berupaya untuk membebaskan sandera yang ditahan oleh kelompok Islam yang didukung Iran tersebut.

Benjamin Netanyahu berjanji untuk mempertahankan tekanan militer intensif pada Hamas di Gaza.

Qatar dan Mesir menjadi mediator antara Israel dan Hamas dalam kesepakatan yang menghasilkan gencatan senjata selama seminggu pada akhir November.

Baca Juga: Tanpa Rasa Takut! Gerakan Houthi Dari Yaman Targetkan Kapal Yang Menuju Israel

Di mana Hamas melepaskan lebih dari 100 perempuan, anak-anak, dan warga asing yang ditahan sebagai imbalan pembebasan 240 perempuan dan remaja Palestina dari penjara Israel.***