5 Pernyataan Menarik dr Djaja Surya Atmadja soal Kasus Kopi Sianida

photo author
- Kamis, 12 Oktober 2023 | 09:30 WIB
Pernyataan Menarik dr Djaja Surya Atmadja  (Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo)
Pernyataan Menarik dr Djaja Surya Atmadja (Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo)

Dalam sebuah penampilan terbaru dalam podcast dr. Richard Lee, dr. Djaja Surya Atmadja, seorang ahli patologi forensik, memberikan wawasan yang menarik tentang kasus kontroversial kopi beracun yang sempat menghebohkan pada tahun 2016.

Kasus ini kembali menjadi sorotan berkat film dokumenter "Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso" yang baru-baru ini dirilis di Netflix pada tanggal 28 September 2023 dan dr. Djaja Surya Atmadja hadir dalam film tersebut.

Dr. Djaja Surya Atmadja memegang peran kunci sebagai ahli patologi forensik dalam kasus ini, dan dalam podcast bersama dr. Richard Lee, ia menyampaikan beberapa pernyataan yang kontroversial mengenai kematian Mirna Salihin, yang menurutnya menimbulkan banyak pertanyaan.

Baca Juga: Mulai dari akar permasalahan, Kemenlu RI meminta konflik antara Israel dan Palestina segera dihentikan

Ia dengan tegas menyatakan keyakinannya bahwa Mirna tidak meninggal akibat sianida.

Berikut adalah rangkuman pernyataan penting dr. Djaja terkait kasus kopi beracun yang kembali viral:

Tidak Ditemukan Racun dalam Organ Tubuh Mirna kecuali Lambung

Dr. Djaja menjelaskan bahwa saat dilakukan pemeriksaan pada tubuh Mirna, tidak ditemukan jejak racun kecuali di dalam lambungnya.

Setelah 3 hari kematian Mirna, ditemukan 0,2 mg sianida di dalam lambungnya.

Baca Juga: Bantu Palestina akhiri konflik dengan Israel? Begini tanggapan Kemenlu Rusia Maria Zakharova

Menurutnya, hasil uji toksikologi pertama yang dilakukan di Puslabfor menunjukkan hasil negatif terkait sianida.

Warna Wajah dan Tubuh Mirna

Dalam penjelasannya, Dr. Djaja mencatat bahwa wajah dan tubuh Mirna saat ditemukan adalah berwarna biru.

Sementara pada umumnya, korban keracunan sianida akan memiliki warna kulit yang merah cerah.

Ini merupakan salah satu tanda utama keracunan sianida.

Baca Juga: Dinilai Sukses Dalam Transformasi PSSI, Erick Thohir Layak Maju Sebagai Cawapres

Prinsip Membebaskan Orang yang Tidak Bersalah

Dr. Djaja Surya Atmadja juga menekankan prinsip dokter forensik yang menyamakan dengan prinsip ahli hukum, yaitu "lebih baik seribu orang penjahat berkeliaran di luar, daripada satu orang yang tidak bersalah masuk penjara."

Dia berpendapat bahwa jika seorang dokter forensik tidak yakin, maka ia harus membebaskan tersangka, terutama jika tidak ada bukti yang kuat.

Mati Bukan Karena Keracunan

Dr. Djaja menjelaskan bahwa dalam ilmu forensik, terdapat beberapa dogma yang harus dipenuhi untuk mengkonfirmasi keracunan.

Baca Juga: Kamar Lembab? Bahaya Bro! Begini 4 Bahaya Jika Kamar Tidur Kamu Lembab

Hal-hal tersebut melibatkan kematian atau sakit mendadak, masa inkubasi, kontak dengan bahan racun, gejala yang sesuai, dan temuan racun serta metabolit dalam tubuh.

Dalam kasus Mirna, beberapa dari kriteria ini tidak terpenuhi.

Bau Sianida Bisa Membuat Mabuk

Dr. Djaja menjelaskan tentang ambang batas terkait bau sianida. Dia menyatakan bahwa orang Indonesia pada umumnya dapat mencium bau sianida pada konsentrasi sekitar 1 mg per liter.

Namun, pada tingkat 10 mg per liter, seseorang akan pasti mabuk.

Baca Juga: Lima Pilar Olah Keuangan Yang Terbatas! Wajib Fokus Ke Kebutuhan Primer Dulu

Dalam kasus Mirna, barang bukti menunjukkan kadar sianida yang jauh lebih tinggi, yaitu sekitar 7400 mg, yang jika tercium akan menyebabkan pingsan.

Pernyataan Dr. Djaja ini telah memicu perdebatan yang mendalam tentang kasus tersebut. Lalu bagaimana menurutmu?***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Farizal

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X