Konflik Hamas dan Israel Kian Memanas, Sebanyak 1.200 Nyawa Melayang

photo author
- Rabu, 11 Oktober 2023 | 11:00 WIB
Konflik Hamas dan Israel telah memakan banyak korban jiwa (Screenshot/YouTube @skynewsaustralia)
Konflik Hamas dan Israel telah memakan banyak korban jiwa (Screenshot/YouTube @skynewsaustralia)

Bisnisbandung.com - Konflik sengit antara kelompok Hamas di Palestina dengan pasukan Israel sudah berkecamuk sejak akhir pekan lalu, dan kabar terakhir hingga Senin (9/10/2023) mengindikasikan bahwa sudah lebih dari 1.200 nyawa yang melayang, baik dari warga Israel maupun Palestina.

Data terbaru yang dirilis oleh AFP pada Senin malam menunjukkan bahwa korban tewas di Jalur Gaza telah mencapai angka 560, berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan Palestina.

Israel terus melakukan serangan di wilayah ini selama tiga hari berturut-turut.

Di pihak Israel sendiri, dilaporkan bahwa sekitar 700 orang telah kehilangan nyawa mereka.

Baca Juga: Mana Lebih Sehat Teh Atau Kopi? Ini Jawabannya

Sebagian besar korban tewas akibat serangan yang dilancarkan oleh Hamas, yang berhasil masuk ke Israel melalui darat, udara, dan laut.

Situasi semakin memprihatinkan karena lebih dari 123.000 orang telah mengungsi di Jalur Gaza sejak konflik antara Hamas dan Israel pecah, seperti yang diungkapkan oleh PBB.

OCHA, badan kemanusiaan PBB, mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka mengungsi karena ketakutan, kekhawatiran akan keselamatan, dan kerusakan rumah mereka.

Lebih dari 73.000 orang mencari perlindungan di sekolah-sekolah, yang beberapa di antaranya telah dijadikan tempat penampungan darurat.

Baca Juga: Tidak Cuma Bikin Rambut Harum & Sehat, Ini 4 Manfaat Mujarab Parfum Rambut

Israel mengklaim bahwa pasukannya telah menguasai beberapa permukiman di wilayah selatan dekat Gaza.

Meskipun demikian, mereka tetap mengkhawatirkan adanya prajurit Hamas yang masih berada di daerah tersebut.

Ketegangan semakin memuncak setelah Hamas menyerang Israel dan meluncurkan ribuan roket ke negara itu, yang memicu serangkaian serangan dari pihak Israel.

Selanjutnya, Israel mengumumkan penghentian pasokan air dari Israel ke Jalur Gaza sebagai respons terhadap situasi tersebut.

Baca Juga: Dalam Rangka Menyambut Bulan Inklusi Keuangan Holding Ultra Mikro Luncurkan Aplikasi SenyuM Mobile

Menteri Energi dan Infrastruktur Israel, Israel Katz, menegaskan perubahan dalam kebijakan mereka dengan ucapan, "Apa yang terjadi sebelumnya tidak akan terjadi."

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengeluarkan perintah pengepungan total terhadap Jalur Gaza.

Langkah ini otomatis memotong pasokan listrik, makanan, dan bahan bakar ke wilayah tersebut.

Gallant mengatakan, "Saya telah memerintahkan pengepungan total di Jalur Gaza. Tidak akan ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar, semuanya ditutup."

Baca Juga: Cara Ubah PDF To Word, Kini Makin Mudah

Dia juga menambahkan, "Kami melawan manusia dan hewan dan kami bertindak sesuai dengan hal tersebut."

Israel mengklaim bahwa blokade ini diperlukan untuk melindungi warganya dari ancaman yang datang dari Hamas, yang telah menguasai Jalur Gaza sejak tahun 2007.

Namun, PBB tetap mengklasifikasikan Israel sebagai "negara penjajah atas wilayah Palestina," dengan pendudukan dan aneksasinya setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967 masih dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Farizal

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X