Bisnis Bandung - Penggunaan Local Currency Settlement atau LCS yang mampu mengefisiensikan biaya transaksi dengan valuta asing, disambut baik Apindo Jabar.
Ketua Apindo Jabar, Ning Wahyu mengatakan, LCS harus didukung para pengusaha karena bisa memperkecil biaya transaksi.
Ning mengemukakan, hingga saat ini belum banyak anggota Apindo yang menggunakan LCS, yang terdata olehnya baru setidaknya 30 perusahaan.
"Kalau sejauh ini yang terpantau sih masih 30, tapi kita masih akan terus melakukan pendataan," ujarnya.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 dan Tingginya Inflasi di Amerika Dorong Pemerintah Gencarkan Penggunaan LCS
Padahal, jumlah anggota Apindo Jabar mencapai 2.500 perusahaan dan 80 persennya melakukan kegiatan ekspor impor.
"Sejujurnya saya belum terupdate karena setiap tahun kita juga ada peningkatan jumlah eksportir. Anggota Apindo sendiri ada 2.500, artinya banyak sekali yang belum memakai fasilitas itu," pungkasnya.
Kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah menjadi salah satu alasan banyak pengusaha yang belum menggunakan fasilitas LCS.
Padahal, menurut Ning, umumnya perusahaan yang tergabung dalam Apindo Jabar merupakan industri padat karya, seperti garment, tekstil, dan sepatu sehingga mereka dipastikan melakukan kegiatan ekspor.
Ning pun mengatakan, eksportir yang menjadi anggota Apindo Jabar tidak hanya mengirim produk ke-4 negara yang sudah menjalin kerjasama dengan Indonesia dalam hal penggunaan LCS, yaitu Malaysia, Thailand, China, dan Jepang.
Artikel Terkait
Dukung Climate Action, LPS Berkordinasi dengan Kemenko Marves Gelar THK Forum
Inflasi Amerika Meningkat Diatas Ekspektasi, Harga Ethereum Jatuh ke Level Terendah dalam 15 Bulan Terakhir
18 Emiten saham Menjadwalkan Cum Date Dividen Minggu ini
CEO Grup Devere Memprediksi Bitcoin Akan Naik di Kuartal IV Tahun Ini
Harga Bitcoin Anjlok, Kejadian 2017 Dikhawatirkan Terulang
MicroStrategy Akan Tetap Mempertahankan Bitcoin, Michael Saylor Menjamin Tidak Terlikuidasi