Bisnis Bandung - Harga Cryptocurrency berjatuhan pada akhir minggu ini seiring data inflasi Amerika Serikat yang mencapai angka tertinggi dalam 40 tahun terakhir di 8,6%.
Data inflasi tersebut menyebabkan harga Cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum berjatuhan.
Sebelumnya ekspektasi investor data inflasi akan berada di angka 8,3%. Dengan munculnya angka inflasi yang lebih tinggi memicu investor mengurangi posisi di Cryptocurrency dan memilih aset lain seperti emas.
Baca Juga: Dukung Climate Action, LPS Berkordinasi dengan Kemenko Marves Gelar THK Forum
Baca Juga: Bursa saham Minggu ini IHSG turun 1,34%, Net Buy Asing Capai Rp 1,3 Triliun
Baca Juga: Performa Industri Perbankan Semakin Menguat Seiring Dengan Membaiknya Perekonomian
Harga Emas terpantau naik pada penutupan perdagangan jumat di angka 1871,74 USD per troy ounce.
Sementara harga Bitcoin pada sabtu 11 Juni pk 23.00 WIB terpantau turun di angka 28.419 USD.
Hal yang terjadi pada Cryptocurrency lain seperti Ethereum yang jatuh ke level 1.520 di waktu yang sama.
Baca Juga: Bank di Brasil akan menggunakan Real Digital Sebagai Jaminan untuk Menerbitkan stablecoin Sendiri
Baca Juga: Laba Bersih Kimia Farma (KAEF) Turun 66% Pada Kuartal I 2022
Baca Juga: Bisnis Indofood (INDF) Mencatatkan Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Bersih Pada Kuartal I 2022
Harga ini merupakan harga terendah Ethereum dalam 15 bulan terakhir.
Dengan kejatuhan ini maka patut dipantau titik support yang akan dicapai oleh Bitcoin dan Ethereum pada periode penurunan yang sedang terjadi.***
Artikel Terkait
Ingin Tingkatkan Omzet? Simak Tips untuk UMKM dari Salah Satu E-Commerce Terbesar di Indonesia
CEO Ark Invest, Cathie Wood Mengatakan Volatilitas Besar Akan Datang pada Bitcoin Saat Data On Chain Hijau
Kapolda Jamin Akan Tindak Tegas Oknum yang Hambat Investasi di Jabar
Laba Bersih Global Mediacom Melonjak di Kuartal I 2022, Sektor Ini Masih Jadi Andalan Dalam Meraup Pendapatan