Lebih lanjut, Pak Win menyoroti rencana China mengirimkan astronaut ke Bulan pada 2029, bertepatan dengan ulang tahun ke-80 berdirinya negara tersebut.
Jika berhasil, ini akan menjadi momen bersejarah, setara dengan pencapaian Amerika Serikat yang menancapkan bendera di Bulan puluhan tahun lalu.
Di sisi lain, NASA juga tengah berupaya kembali ke Bulan dengan menggandeng SpaceX milik Elon Musk.
Biaya operasional SpaceX yang lebih murah dibandingkan pengembangan internal NASA menjadi faktor penting dalam strategi Amerika kali ini.
Baca Juga: Produksi Ayam Berlebih, Peternak Minta Pemerintah Tak Lepas Tangan: Harus Bertanggung Jawab
Menurut Pak Win, jika China berhasil membangun pembangkit listrik di Bulan pada 2035 sebelum Amerika, maka dominasi China di luar angkasa akan semakin kuat, mempertegas posisinya sebagai kekuatan superpower baru.
Pak Win juga mengingatkan tentang keberadaan Outer Space Treaty tahun 1967, yang melarang klaim kedaulatan atas wilayah luar angkasa.
Meski demikian, dalam praktiknya, negara yang mampu menguasai dan mengoperasikan fasilitas di Bulan tetap akan memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas luar angkasa di masa depan.***
Baca Juga: Kerja Sama dengan Kemendag, idEA Siap Take Down Produk Ilegal Secara Cepat
Artikel Terkait
Ketegangan AS-China Ancam Ekspor Sawit, GAPKI: Jangan Sampai Saling Membalas Berlanjut
Indonesia Tidak Lagi Menarik Untuk Investor Amerika, Karena Terlalu Banyak Hutang ke China?
Uji Coba Bom Hidrogen China di Laut Cina Selatan, Ancaman atau Sekadar Unjuk Gigi?
China Terapkan Strategi Sun Tzu, Berusaha Hindari Peperangan dengan Amerika Serikat
Airlangga Hartanto Sampaikan Proses Negosiasi dengan Pemerintah Amerika Serikat
Amerika Serikat Juga Merasa Korban Globalisasi? Sri Mulyani Ungkap Pertemuan dengan Pihak AS