Bisnisbandung.com – Di area perairan Waduk Saguling, pernah hidup gajah, Banteng dan beberapa binatang purba lainnya. Hal itu disampaikan peneliti dari ITB dan UI.
Saguling, danau buatan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kabupaten Bandung Barat itu ternyata menyimpan khasanah koleksi fosil kepurbakalaan cukup banyakan.
Penemuan fosil di Pulau Sirtu (Sirtwo Land) kawasan Waduk Saguling itu dilaporkan warga Kampung Suramanggala, Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Oktober 2022.
Hasil survei di lokasi yang dilakukan tim dari ITB dan UI, menemukan sedikitnya 17 titik fosil tulang hewan (verterbrata) berbagai jenis dan bentuk.
Baca Juga: Bupati Garut dan IA ITB Jabar Bahas Penanganan Stunting
Penemuan fosil gajah jadi bukti atau indikasi bahwa di Pulau Jawa pernah hidup gajah. Fosil hewan purba jadi bukti kehidupan masa lalu yang memperkaya khazanah keilmuan dan koleksi kepurbakalaan.
Tim peneliti juga menemukan beberapa hewan purba yang berasal dari kelompok Bovidae (sapi, kerbau dan Banteng), Cervidae (kelompok rusa) dan Elepha maximus (gajah).
Diperoleh keterangan , fosil gajah diselamatkan lebih awal karena letaknya yang lebih dekat dengan permukaan air Waduk Saguling.Namun tim peneliti belum bisa memastikan usia fosil gajah dan hewan lain tersebut.
"Tim peneliti gabungan ITB dan UI sudah mengambil sampel untuk diteliti secara radioaktif. Sampel tengah dianalisis di laboratorium di Swiss. Butuh waktu yang lumayan panjang karena analisisnya detail."
Hal itu diungkapkan Paleontolog UI, Sukiato Khurniawan kepada wartawan, belum lama ini.Sukiato menilai analisis radioaktif sangat penting untuk mengetahui umur fosil.
Hasil analisis radioaktif itu mengungkapkan pula keterkaitannya dengan situs-situs lain di sekitar lokasi penemuan fosil. Salah satunya yakni situs Gua Pawon yang juga jadi lokasi temuan sejumlah artefak dan fosil.
Baca Juga: Sosok Penggila Fosil dari Waled Cirebon Rela Keluar sebagai PNS
"Pengujian ini sangat penting untuk menjawab teka-teki umur lapisan batuan di Sirtwo Island, sebelum disimpulkan lebih lanjut terkait hubungan situs Sirtwo dengan situs-situs lain di sekitar Rajamandala, " tutur Suki.
Dikatakan, sebagai saintis pihaknya tidak bisa terburu-buru mengambil kesimpulan tanpa landasan yang sifatnya objektif terlebih karena ini situs yang unik.
Artikel Terkait
IA ITB Jawa Barat Bersama PWNU Jawa Barat Bahas Pemanfaatan Teknologi untuk Pesantren
IA ITB Jabar dan Sanber Foundation Mencari Duta Masyarakat Desa Lewat Teknologi Informasi
Setelah 2 Tahun Terhenti, YPM SALMAN ITB Kembali Gelar Bandung Adha Festival