Dunia akhirnya mengenal sosok Kartini, perempuan muda Jawa yang gagasannya melampaui zamannya.
Isi dari buku itu sangat kaya akan kritik sosial, pandangan filosofis, dan semangat pembebasan bagi perempuan.
Tak heran jika kalimat legendaris Kartini kemudian diabadikan sebagai pengingat perjuangannya:
“Dan saya percaya, akan datang juga saatnya, perempuan tidak lagi diperlakukan sebagai budak, melainkan sebagai kawan dan sahabat hidup laki-laki.”
Baca Juga: Ricuh Ormas di Depok, DPR Sebut Satgas Anti-premanisme Dedi Mulyadi Gagal Antisipasi Konflik
Melalui surat-surat tersebut, Kartini tidak hanya meninggalkan jejak sejarah, melainkan juga warisan pemikiran yang masih relevan hingga kini.
Ia membuktikan bahwa perubahan besar bisa lahir dari kata-kata, bahkan dari seorang perempuan yang hidup di dalam keterbatasan sosial.
Buku "Door Duisternis tot Licht" adalah pengingat bahwa dari kegelapan penindasan, perempuan Indonesia bisa bangkit menatap terang masa depan.
Surat-surat Kartini menjadi bukti bahwa suara perempuan tak bisa dibungkam oleh tradisi ataupun zaman.***
Artikel Terkait
Syinqith Pusat Keilmuan Islam Tertua Terancam Musnah, Kota Kuno di Tengah Gurun
9 Tradisi Perayaan Idul Fitri di berbagai macam Daerah
Memahami Kasus Dokter Priguna Anugerah Pratama, Kegagalan Pendidikan Moral Menciptakan “Setan” Terdidik
Makna Jumat Agung Bagi Umat Kristiani dan Pengorbanannya
Dari Sosok Inspiratif Hingga Terjerat Skandal, Perjalanan Gibran Sebagai CEO eFishery
Tradisi Perayaan Paskah di berbagai daerah di Indonesia