Surat Kartini dalam 'Door Duisternis tot Licht': Habis Gelap Terbitlah Terang, Dari Penindasan Menuju Cahaya Perubahan

photo author
- Senin, 21 April 2025 | 14:30 WIB
Cover buku Door Duisternis tot Licht dari Raden Ajeng Kartini yang di susun J.H. Abendanon   (dok instagram @DoorDuisternistotLicht)
Cover buku Door Duisternis tot Licht dari Raden Ajeng Kartini yang di susun J.H. Abendanon (dok instagram @DoorDuisternistotLicht)

Bisnisbandung.com - Raden Ajeng Kartini tidak hanya dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan Indonesia.

Tetapi juga sebagai penulis surat-surat yang berisi pemikiran mendalam mengenai ketidakadilan sosial, khususnya terhadap kaum perempuan.

Surat-surat itu kemudian disusun oleh J.H. Abendanon, seorang pejabat kebudayaan Hindia Belanda, dalam buku berjudul "Door Duisternis tot Licht" atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Baca Juga: Pemerintah Pangkas Birokrasi, Zulhas Yakini Indonesia Tak Perlu Impor Beras

Dalam surat-suratnya, Kartini menggambarkan betapa beratnya kehidupan perempuan Jawa di tengah tradisi yang membatasi ruang gerak mereka.

Ia menulis dengan kejujuran dan keberanian tentang mimpinya untuk menciptakan perubahan. Salah satu kutipan yang paling menyentuh adalah:

“Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahirlah pagi membawa keindahan.”

Baca Juga: Mentan Amran Sering Kunjungan Pakai Pesawat Pribadi, Ini Alasan dan Sumber Uangnya

Kartini percaya bahwa pendidikan adalah jalan bagi perempuan untuk meraih kemerdekaan berfikir dan masa depan yang lebih baik.

Surat-suratnya bukan hanya bentuk keluh kesah, tapi juga harapan dan semangat yang terus menyala. Ia pernah menuliskan:

“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan bagi kaum wanita, agar mereka menjadi wanita yang cakap dan pintar.”

Baca Juga: Tak Habis-Habis! Pengamat Bongkar Alasan Isu Ijazah Jokowi Terus Diungkit

Buku "Door Duisternis tot Licht" diterbitkan pada tahun 1911, beberapa tahun setelah Kartini wafat.

Melalui buku inilah pemikiran-pemikiran Kartini menyebar tidak hanya di Hindia Belanda, tetapi juga ke Eropa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Memahami Masa Adven, Empat Minggu Penting Jelang Natal

Kamis, 11 Desember 2025 | 13:24 WIB

8 Tema Natal Inspiratif dan Penuh Makna

Senin, 8 Desember 2025 | 18:00 WIB

Ragam Persiapan Natal 2025

Minggu, 23 November 2025 | 07:45 WIB

Tema Natal 2025, Yesus Hadir Untuk Keluarga

Rabu, 19 November 2025 | 09:05 WIB

Jenis Tanaman Yang Mudah Ditanam di Halaman Rumah

Minggu, 9 November 2025 | 19:10 WIB

Merasakan Bahagia Dalam Hadirat Tuhan

Kamis, 9 Oktober 2025 | 19:30 WIB

Pentingnya Ilmu Beladiri Untuk Terhindar Dari Kejahatan

Senin, 15 September 2025 | 15:00 WIB

Menilik Cara Mengatasi Kesenjangan Ekonomi

Senin, 15 September 2025 | 14:00 WIB

Menilik Prestasi Purbaya, Menkeu Pengganti Sri Mulyani

Rabu, 10 September 2025 | 10:30 WIB
X