Wilayah timur dan timur laut yang kaya akan sumber daya ini menjadi ajang perebutan berbagai kelompok bersenjata.
Pada masa kejayaannya, ISIS sempat menguasai ladang minyak Suriah dan menjualnya di pasar gelap untuk mendanai operasi mereka.
Selain minyak, Suriah juga memiliki cadangan fosfat yang besar, terutama di wilayah Palmira. Konflik berkepanjangan membuat industri fosfat di negara ini lumpuh, mengakibatkan hilangnya sumber pendapatan yang sangat berharga bagi perekonomian negara.
Baca Juga: Viral Patung Penyu Rusak di Sukabumi, Gubernur Dedi Mulyadi Perintahkan Audit!
Posisi strategis Suriah di persimpangan Asia, Afrika, dan Eropa menjadikannya medan pertempuran bagi berbagai kepentingan global.
Amerika Serikat, Rusia, Iran, Turki, dan negara-negara Teluk masing-masing memiliki kepentingan sendiri dalam konflik ini.
Rusia, misalnya, memiliki pangkalan angkatan laut di Tartus, satu-satunya pangkalan militer Rusia di luar bekas Uni Soviet. Rusia juga memiliki kontrak eksploitasi sumber daya minyak dan gas di Suriah.
Di sisi lain, Amerika Serikat mendukung Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin oleh Kurdi untuk mengontrol ladang minyak di wilayah timur laut, yang semakin memperumit konflik di negara ini.***
Baca Juga: Rayakan Pencapaian Wanita Di Dunia International, Pada International Women Day Tahun Ini
Artikel Terkait
Kisah Pilu yang Pernah Menimpa Umat Islam dan Yahudi di Spanyol, Detik-detik Keruntuhan Emirat Granada
Dibalik Masuknya Bangsa Mongol Menjadi Bagian dari Umat Islam, Padahal Telah Menghancurkan Peradabannya
Mengenal Lebih Dekat Negara Yaman, Memiliki Keistimewaan dalam Sejarah Islam
Pesona Kota Kuno Kashgar Simbol Kekayaan Budaya Islam di Cina, Rumah Bagi Etnis Uighur
Perbedaan Hijab dan Jilbab dalam Perspektif Islam
Terbukti Manfaat Puasa dalam Perspektif Islam dan Sains, Berdasarkan Penelitian yang Dipublikasikan