Bisnisbandung.com - Ancaman Stagflasi yang saat ini dikeluhkan oleh beberapa negara maju pun menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum menyatakan, meski saat ini ekonomi Jabar meningkat di atas rata-rata, tapi antisipasi Stagflasi tetap harus dilakukan.
Dirinya pun meminta agar bupati walikota se-Jabar fokus terhadap peningkatan sumber-sumber produksi yang mampu mencegah Stagflasi, seperti produk pertanian cabai, telur, beras dan sebagainya.
Baca Juga: Pengadaan Laptop Oleh Kemendikbud Ristek Diduga Terjadi Permainan Dalam Anggaran
"Stagflasi merupakan ekonomi yang tidak berjalan meningkat bahkan cenderung menurun. Cara antisipasinya adalah dengan menggiatkan produksi-produksi khususnya yang dijadikan bahan kebutuhan masyarakat secara umum," tutur Uu.
Selain itu, menurut Uu, kekhawatiran ataupun sinyal dari pemerintah pusat tentang situasi global perang Ukraina-Rusia dan perkiraan cuaca kemarau panjang pun harus direspon.
"Negara-negara luar sudah menahan menjual kebutuhan pokok keluar negeri. Salah satunya Jepang yang kemarin saya ke sana, sudah menahan menjual beras," pungkasnya.
Uu menyatakan, hal semacam itu direspon pemerintah dengan cara meningkatkan produksi pangan, tapi peningkatan produksi pangan tersebut tidak bisa tanpa ada ikut campur ataupun dorongan dari pemerintah.
Menurutnya, pemerintah yang mempunyai anggaran dan kebijaksanaan, harus mengadakan kebijakan antara lain memberikan motivasi keilmuan kepada para petani supaya mereka menjadi lebih pintar dan modern.
Motivasi keilmuan tersebut diberikan melalui Penyuluh Pertanian Lapangan atau PPL. Karenanya dirinya meminta para kepala daerah untuk menambah PPL di wilayah masing-masing.
"Saya minta bupati walikota menambah PPL di daerahnya masing-masing supaya masyarakat lebih pintar dan lebih modern dalam hal pertanian, tidak seperti jaman dulu," katanya.
Selain itu, Uu pun meminta agar masyarakat mau mencoba bibit-bibit tanaman yang unggul dari penemuan para ilmuwan yang hasil panennya bisa lebih banyak.
"Yang kedua, ada perhatian pada bibit yang digratiskan. Sekarang ada penemuan baru, bibit bisa satu hektar dengan bibit berbeda menjadi 12 ton. Tapi, masyarakat kadang-kadang tidak mau. Misalnya pingin tetap Ciherang," ujarnya.
Artikel Terkait
GBU Road Race Championship 2018, Menjaring Bibit Pembalap Berprestasi
Agro Techno Park Arjasari Kab.Bandung Dapat Bantuan 165.000 Bibit Kopi
Ratusan Bibit Pohon Ditanam Di Bukit Tampomas